Rabu, Oktober 15, 2014

Trik Oentoek Hidoep dan Mati ala KNIL

Ada tjara unik serdadu balatentara Belanda pimpinan Djenderal Spoor hadapi Pedjuang Republik. Pake buku bergambar en foto jang lumajan kotjak.
AKHIRNJA. Setelah bertahun-tahun, saia jang penasaran pada Voorschrift Politiek-Politionele Taak Leger (kitorang batja sadja VPTL) atawa Undang2 kewadjiban politik dan kepolisian tentara, sedikit terobati dengan nongolnja  buku panduan jang merupakan penjabaran dari  VPTL, itu pun salinannja sadja. Ta’ apa. Buku berdjudul  Kennis van het VPTL : Een kwestie van leven of dood  (jang Di-Indonesia-kan djadi: Mengetahoei akan VPTL: Soal Hidoep atau Mati) ini, sepertinja dikeluarken djaman Djenderal Simon Hendrik Spoor djadi Legercommandant segala balatentara Belanda di Indonesia waktu djaman revolusi dulu.Ini buku, sepertinja disediaken bagi balatentara Belanda jang dari orang-orang Indonesia aseli. Basaha buku ini adalah Bahasa belanda dan Melaju Pasar (boleh dibilang Bahasa Indonesia djuga). Ingat, tak semua orang Indonesia djaman colonial en sesudahnja bisa omong pake Bahasa Belanda. Nah, ini buku pastinja bagus buat soldadu rendahan jang tahunja Bahasa Indonesia sadja
Dalam buku ini, dibahas banjak hal tentang bagaimana harusnja seorang serdadu KNIL patroli menghadapi geriljawan Indonesia jang ogah menjerah tapi minta ampun susahnja ditemukan sama serdadu-serdadu Ratu Olanda ini. Ada bagian berdjudul Even Rusten atawa Melepaskan Lelah sebentar. Ini fatsal soal posisi jang baik dan benar kalo pasukan sedang melepas lelah.  Ada djuga bagian soal bagaimana bahajanja kalau melepas lelah di warung. Ada pantangan, melepas lelah di warung atawa rumah-rumah penduduk. Tapi, dimana pun itu, semua seradu KNIL harus ingat: Djangan sampe tidak awas en djangan sampai sekonjong-konjong dapet serangan dari musuh!Bagian Inlichtingen (keterangan), tak lain bitjara soal bersikap pada djurubahasa pribumi. Pantang buat pertjaja buta sama djurubahasa. Bisa sadja, si djurubahasa berlebihan djikalau bertanja atau berbohong pada pasukan. Nampaknja, ada kewadjiban bagi semua serdadu Belanda untuk paham Bahasa pribumi. Untung sadja, serdadu KNIL berasal dari suku2 di Indonesia.
Ada djuga tata tjara memeriksa orang untuk mentjari sendjata atawa surat-surat berharga. Salah posisi, bisa-bisa serdadu Ratu Olanda bisa disepak sama jang terperiksa.  Ada djuga bagian tentang bagaimana mengikat tawan, serta bagaimana djuga membawanja dalam perdjalanan. Nah, dasar buku buat serdadu KNIL jang ndeso2, sudah pasti selain ada bagian bagaimana bertanja pada tawanan; bagian bagaimana tjaranja menghadang lawan serta bergerak madju menudju daerah lawan djuga dibahas. Bagaimana posisi barisan djika hanja berdua atau lebih tentu berbeda. Tjara mengepung kampong atawa rumah pun ada dibuku ini. Dalam menjeberang kali (sungai) pun bukan urusan sembarangan. Dibahas djuga bagaimana kalau melewati pusaran air dan menjebrangi jembatan ketjil tak lupa dibahas.
Kesalahan fatal serdadu KNIL terdahulu djuga tak lupa dibahas. Waktu di Atjeh dulu ada  kesalahan komandan Marsose dan kurang awas pada (waspada) musuh di sebuah rumah. Sepasukan Marsose djatuh korban. Si komandan mampus en pasukannja luka2. Ini ketjelakaan jang bikin malu serdadu Ratu Olanda jang ganas ini.Saia pribadi merasa ini buku bagus, jang disadjikan dengan kotjak. Selain terhibur, para serdadu2 jang batja ini buku bakal bertambah ilmu2 patrolinja en bisa djadi makin awas lagi kalo patrol. Nah begitulah dulu serdadu2  Ratu Olanda melawan pedjuang2 Indonesia. Belum ditemukan, apakah Republik bikin buku paduan buat serdadu, atau tidak?Saia pesankan, djikalau dibatja ini buku, djangan tersinggung kalo musuh2 jang dihadapi ini serdadu2 Belanda sebagai orang djahat. Dibuku inilah ada trik atawa tjara selamat buat serdadu buat selamat dalam patrol dan betempur sama orang Indonesia. Djudulnja sadja pake kata2, soal hidoep dan mati!!