Jumat, Maret 21, 2014

Demi Kebo Kalang

Kebo itu sutji, bukan karna agama sadja. Tapi bagaimana kebo ikut kasih hidup pada kitorang semua
Sudah djadi tradisi orang Indonesia  memaki pake kata benda. Dimana benda-benda itu djelas-djelas barang berguna: andjing (hampir dipake merata di Indonesia bagian barat terutama); batu (di Nias); Kebo (djuga merata meski tak sebanjak pemakaian kata andjing). Kenapa barang berguna, kenapa tidak pake kata: koruptor atau sebangsanja sadja?
 Mungkin koruptor lebih lajak disembah di ini negeri? Meski kelakuan itu koruptor mmirip tikus jang kalo disawah bisa bikin habis lumbung petani kitorang semua jang mulia. 
Djika menjamakan kebo dengan kebodohan, artinja orang Indonesia hidup dari kebodohan. Karena kerbau petani bisa badjak sawah, bahkan tahi kerbau—jang otaknja dianggap bodoh itu pun bisa menjuburkan tanah. Orang Indonesia gagal didik diri untuk menghargai hal sepele, bahkan tak bisa memberi hormat sepantasnja pada kerbau jang djuga kasih mereka hidup.
Waktu kuliah, kawan saaia, Isklowor pernah njanji-njanji: "kerbauku kerbau petani..ularku ular sanca."  Belakangan saia dikasih tahu sama ini mahluk, kalo lagu itu djudulnja Cikal. Iwan Fals tulis itu lagu. Iwan Fals setidaknya bisa mengajak kitorang semua untuk menghormati kerbau kawan petani yang memberi hidup pada kitorang smua jang makan nasi atawa beras. (Maaf ini lagu pake edjaan baru en bukan djadul)
Sudah djadi tradisi orang Indonesia memaki pake kata benda. Dimana benda-benda itu djelas-djelas barang berguna: andjing (hampir dipake merata di Indonesia bagian barat terutama); batu (di Nias); Kebo (djuga merata meski tak sebanjak pemakaian kata andjing). Kenapa barang berguna, kenapa tidak pake kata: koruptor atau sebangsanja sadja? Mungkin koruptor lebih lajak disembah di ini negeri? Meski kelakuan itu koruptor mmirip tikus jang kalo disawah bisa bikin habis lumbung petani kitorang semua jang mulia. Djika menjamakan kebo dengan kebodohan, artinja orang Indonesia hidup dari kebodohan. Karena kerbau petani bisa badjak sawah, bahkan tahi kerbau—jang otaknja dianggap bodoh itu pun bisa menjuburkan tanah. Orang Indonesia gagal didik diri untuk menghargai hal sepele, bahkan tak bisa memberi hormat sepantasnja pada kerbau jang djuga kasih mereka hidup. Waktu kuliah, kawan saaia, Isklowor pernah njanji-njanji: "kerbauku kerbau petani..ularku ular sanca." Belakangan saia dikasih tahu sama ini mahluk, kalo lagu itu djudulnja Cikal. Iwan Fals tulis itu lagu. Iwan Fals setidaknya bisa mengajak kitorang semua untuk menghormati kerbau kawan petani yang memberi hidup pada kitorang smua jang makan nasi atawa beras. (Maaf ini lagu pake edjaan baru en bukan djadul)

Kerbau di kepalaku ada yang suci Kerbau di kepalamu senang bekerja Kerbau di sini teman petani
Ular di negara maju menjadi sampah nuklir Ular di dalam buku menjadi hiasan tato Ular di sini memakan tikus
Kerbauku kerbau petani, ularku ular sanca Kerbauku teman petani, ularku memakan tikus
Kerbauku besar kerbauku seram Tetapi ia buka pemalas Hidupnya sederhana
Sancaku besar sancaku seram Mengganti kulit luar sarang makan dan bertapa Hidupnya sederhana
Ularku ular sanca, kerbauku kerbau petani Ularku memakan tikus, kerbauku teman petani
Walau kerbauku bukan harimau Tetapi ia bisa seperti harimau Kerbauku tetap kerbau Kerbau petani yang senang bekerja Sancaku melilitnya Kerbauku tidak terganggu Karena sancaku dan kerbau temannya petani
Lalu di mana anak-anak sang tikus Bayi bayi bayi murni dan kosong Bayi bayi bayi, bayi ya bayi
Kalu kita sedang tidur dan tiba-tiba saja kita terbangun Karena lubang hidung kita terkena kumis harimau Lalu kita kan lari, ya lari Tetapi bayiku tidak Bukan karena bayiku belum bisa berlari Aku percaya aku percaya!
Bayiku tidak akan pernah berpikir bahwa harimau itu jahat Bayiku menari-narik kumis dan memukul-mukul mulut harimau Harimau malah memberikan bayiku mainan Bayiku menjadi bayi harimau Bayi harimau anak petani Seperti sanca melilit kerbau Dia ada di gorong-gorong kota Lantas apa agamanya?!
Kerbauku kerbau petani, ularku ular sanca Bayiku murni dan kosong dia ada di gorong-gorong kota Kerbauku kerbau petani, ularku ular sanca Bayiku bayi harimau dia ada di gorong-gorong kota
Kerbauku kerbau petani, ularku ular sanca (Bayi bayi bayi murni dan kosong) Bayiku murni dan kosong dia ada di gorong-gorong kota
Kerbauku kerbau petani, ularku ular sanca (Bayi bayi bayi bayi harimau) Bayiku bayi harimau dia ada di gorong-gorong kota
Kerbauku kerbau petani, ularku ular sanca (Bayi bayi bayi yang berkalung sanca) Bayiku murni dan kosong dia ada di gorong-gorong kota
Kerbauku kerbau petani, ularku ular sanca (Bayi bayi bayi yang disusui kerbau) Bayiku bayi harimau dia ada di gorong-gorong kota
Nah, kitorang punja kawan. Sedjarawan van Amoentai, sebut sadja doi punja nama Muhammad Iqbal alias Gus Iq. Doi bikin kitorang kaget, sebab tahu-tahu setelah lama tak sua, doi bikin gerakan melindungi kebo kalang. Kitorang tak paham kenapa itu kebo dikasih nama kalang? Apa ada kaitan sama orang kalang di Djawa. Biarlah!!
Ternjata ini kebo terantjam djuga, karna orang2 pada rakus pengen gendutin mereka punja rekening. 
Sedjarah Kalimantan sebetulnja terkait sama kebo djuga. Paling tidak, Radja Mulawarman pernah kasih 20.000 ekor kebo pada para Brahamana di tahun 400an. itu kata prasasti Yupa. Kata Kamus Sejarah Indonesia bikinan Audrey Kahin en Robert Cribb, kebo sudah masuk ke Indonesia sekitar 1000 SM. Kitorang bisa tarik kesimpulan, kebo sudah eksis di ini negeri sudah 3000 tahun. 
Mari kitorang lupakan orang2 jang  hina kebo2 jang kitorang sajangi.  Sebaiknja kalo ada petisi buat kasih lindung ini kebo kalang, kitorang teken sadja. Tjukup sudah sawitnja. Kebo kalang lebih punja hak hidup ketimbang sawit jang sudah kasih rusak hutan Kalimantan. Bukan hanya itu, banjak orang utan djuga mati gara2 sawit. Sebagai orang jang lahir di Kalimantan, sangat sedih kalau kebo kalang ilang dari mata dunia....
Nah, kitorang punja kawan. Sedjarawan van Amoentai, sebut sadja doi punja nama Muhammad Iqbal alias Gus Iq. Doi bikin kitorang kaget, sebab tahu-tahu setelah lama tak sua, doi bikin gerakan melindungi kebo kalang. Kitorang tak paham kenapa itu kebo dikasih nama kalang? Apa ada kaitan sama orang kalang di Djawa. Biarlah!! Ternjata ini kebo terantjam djuga, karna orang2 pada rakus pengen gendutin mereka punja rekening. Sedjarah Kalimantan sebetulnja terkait sama kebo djuga. Paling tidak, Radja Mulawarman pernah kasih 20.000 ekor kebo pada para Brahamana di tahun 400an. itu kata prasasti Yupa. Kata Kamus Sejarah Indonesia bikinan Audrey Kahin en Robert Cribb, kebo sudah masuk ke Indonesia sekitar 1000 SM. Kitorang bisa tarik kesimpulan, kebo sudah eksis di ini negeri sudah 3000 tahun. Mari kitorang lupakan orang2 jang hina kebo2 jang kitorang sajangi. Sebaiknja kalo ada petisi buat kasih lindung ini kebo kalang, kitorang teken sadja. Tjukup sudah sawitnja. Kebo kalang lebih punja hak hidup ketimbang sawit jang sudah kasih rusak hutan Kalimantan. Bukan hanya itu, banjak orang utan djuga mati gara2 sawit. Sebagai orang jang lahir di Kalimantan, sangat sedih kalau kebo kalang ilang dari mata dunia....