Rabu, Juli 24, 2013

Pangkat:Melesat Karena Revolusi

Revolusi begitu hebat dan mampu merubah nasib beberapaorang. Kekacauan melahirkan kekosongan yang kemudian segera diisi orang baru. 

Hilangnya orang Belanda dalam pemerintahan kemudian mulai diisi olehorang-orang Indonesia,yang hampir semuanya masih keturunan priyayi. Sementara di lapangan militer,hilangnya komandan-komandan Belanda, terganti dengan dengan perwira-perwira Indonesia,yang banyak diantaranya keturunan priyayi dan agak sedikit dari kalangan biasa.
Militer segera menjadi ajangmerubah nasib. Banyak orang kebanyakanbisa jadi perwira. Ada beberapa contoh macam ini: Mayor Dullah yang gugur diMaluku; Letnan Kolonel Imam Syafei yang pernah menjadi menteri; Timur Panebekas pencopet yang mengaku Jenderal di Sumatra Utara di masa revolusi; dan contohterbesar adalah Suharto.

Siapa Dulu Bapaknya?
Orang macam Abdul Haris Nasution, Alex Evert Kawilarang,T.B. Simatupang, Djatikusumo, Andi Muhamad Yusuf, Andi Matalatta, dan mungkinperwira tinggi lain di TNI tak terlalu mengherankan bisa jadi perwira di masamudanya dan kemudian jadi Jenderal di masa tua.
Nasution sang Jenderal
Nasution sang Jenderal
A.H Nasution bukan anak orang miskin pastinya.Di jaman kolonial, orang bisa sekolah adalah orang beruntung dan tercerdaskan.Soal dia pergi sekolah jalan kaki, itu hal lumrah. Bis sekolah atau angkotbelum ada di kampung pada tahun-tahun 1930an. Nasution bisa sekolah alaBelanda—dariHolland Inlandche School(HIS) atau Sekolah Belanda untuk pribumi yang semacam SD, lalu ke kweekschool sekolah guru.
Kawilarang sang perwira Brilian
Kawilarang sang perwira Brilian
Alex Evert Kawilarang? Dia ayah dia seorangperwira KNIL dengan pangkat terakhir mayor. Darah militer mengalir di dalamdirinya. Alex mengaku dalam biografinya yang ditulis Ramadhan KH, dia merasaberuntung dengan posisi ayahnya yang Mayor KNIL. Setelah sekolah di SD elitbernama Europe Lager School (sekolahuntuk Eropa), Alex bisa masuk sekolah menengah Hogare BurgerlijkSchool  (HBS) Bandung.
Simatupang sang pemikir
Simatupang sang pemikir
Tahi Bonar Simatupang, dia bukan anak pegawai pos rendahan.Posisi ayahnya memungkinkan dirinya bersekolah hingga sekolah menengah Belanda.Ini membuat T.B Simatupang sebagai pemuda cerdas dan paling cemerlang karirnyadi masa revolusi. Di usia 30 tahun, dirinya adalah Kepala Staf Angkatan PerangRIS. Meski dirinya tak sepopuler Jenderal besar Sudirman yang begitudimitoskan.
Andi Muhamad Yusuf dan Andi Matalatta, masih keturunanBangsawan Bugis. Mereka masih ada hubungan darah dengan Pahlawan Bugis palingdipuja, Arung Palakka. Mereka berdua bisa sekolah dengan baik hingga sekolahmenengah. Sayangnya, mereka berdua tidak perh masuk akademi militer. Nyaris takada pemuda asli Sulawesi Selatan  masukakademi militer di jaman Kolonial. Andi Azis, yang masih sepupu jauh AndiMatalatta, mungkin satu-satunya orang Bugis yang pangkatnya paling tinggi diKNIL pun tak pernah masuk akademi militer. Dia memulai karir dari bawah, meskidia anak bangsawan. Karena kecakapan militernya, karena pernah dilatih sebagaipasukan khusus dan pernah terjun dalam front Eropa, juga kebutuhan akan perwirapribumi bagi kepentingan KNIL di Indonesia, dalam waktu tak lebih dari 8 tahunpangkatnya sudah Letnan.
            Jadi, dimasa kolonial, posisi orang tua baik secara ekonomis maupun politis begitumempengaruhi pendidikan anak lelaki mereka. Yang orang tuanya terpandang, akanbisa bersekolah dengan baik. Yang biasa-biasa saja orang tuanya, cukupbersyukur dengan belajar 3 tahun di Volkschool(Sekolah rakyat) yang kadang disebut sekolah desa. Pendidikan tentumempengaruhi karir di masa depan.
Revolusi Indonesiayang Heibat
Tentara nasional yang baru dimiliki Indonesia lalu menyerap banyakpemuda dan orang terpandang untuk bergabung. Mereka lalu menjadikomandan-komandan. Bisa dibayangkan betapa kacaunya. Ada bocah macam Slamet Riyadi, yang usianyabelum genap 20 tahun harus memimpin ratusan prajurit. Hal ini sepertinyaterjadi pula pada Andi Sose asal Enrekang yang menjelang tahun 1950an menjadikomandan batalyon di Sulawesi Selatan.
            Hebatnyarevolusi Indonesiabisa menjadikan jagoan terkenal dari dunia hitam macam Imam Syafei yang kondangdi Senen menjadi orang baik-baik karena dia menjadi Kapten TNI yang seringdiberitugas khusus. Konon katanya dia buta huruf dan pernah masuk penjaraanak-anak. Pemerintah orde lama sukses membina Imam Syafei yang kemudian menjadiMenteri urusan keamanan Ibukota di masa kabinet 100 menteri. Dia dikenalsebagai menteri copet.
            Revolusijuga membuat raja copet macam Timur Pane berani mengangkat diri jadi Jenderal.Meski pasukannya barangkali tak lebih dari satu resimen. Petinggi tentara tentupusing dalam mengurus tentara yang kacau dari sisi rekrutmen dan kepangkatan.Belum lagi memikirkan latihan dan kesejahteraan yang nyaris tak mungkindilakuka bagi seluruh tentara RI. Banyak orang seenaknya menaikan pangkatnya.Konon Moestopo pernah mengangkat diri jadi menteri. Timur Pane tentu the realNagabonar.
            Jaditentara barangkali keterpaksaan bagi banyak pemuda. Tak ikut tentara bisa takada kawan, karena semua pemuda nyaris jadi tentara. Entah tentara reguler ataulaskar perjuangan. Yang penting pegang senjata! Tak ikut tentara, bisa-bisadituduh mata-mata Belanda atau AndjingNICA.
Suharto yang melesat karirnya di masa revolusi
Suharto yang melesat karirnya di masa revolusi
Bagi segelintir pemuda menonjol, meski pendidikan formalnyatak jelas, mereka bisa menjadi komandan. Jadi Letnan, Kapten atau Mayor lebihbaik. Dullah salah satunya. Dia bisa jadi Mayor, bahkan bisa mempersuntingperempuan terpandang. Nasib serupa dialami Suharto.
            Suharto,sekolahnya tak jelas. Dia menyelesaikan SD, namun tak selesai di sekolahmenengah. Kualitas SD, Suharto tak seperti HIS atau ELS. Pendidikanformal Suharto jelas kurang untuk jadi perwira. Suharto banyak balajar soalmiliter setelah dirinya mulai gabung di KNIL. Dengan cepat dia jadi kopral laluSersan dalam kurun waktu 2 tahun. Dengan kemampuannya dia bisa jadi KomandanKompi di akhir pendudukan. Suharto adalah contoh nyata seorang militer yang melesat seperti meteor karirnya. Memulai dari bawah lalu naik dengan cepat. Dari kopral sampai mayor Jenderal sebagai militer, dengan jabatan terakhir menteri Angkatan Darat atau setara KSAD. Lalu pangkatnya naik sebagai Jenderal sebagai Presiden Indonesia. Belakangan dipuja berlebihan sebagai Jenderal besar bintang lima yang patut dipertanyakan sumbangannya bagi militer Indonesia. Tapi Jenderal AD berwatak Jenderal Amerika latin tentu bangga pada Suharto yang posisikan Angkatan Darat sebagai angkatan utama dalam militer Indonesia. 

Selasa, Juli 23, 2013

Kaum Opurtunis dalam Arsip

Tak sedikit orangmengecam revolusi. Namun, ada sebagian orang bisa berubah nasibnya karenarevolusi. Mereka mungkin hidup susah di jaman kolonial. 

Revolusi Indonesia yangkeruh tentu membawa berkah. Bagi orang-orang muda yang pintar sebenarnyaberkah, namun tidak bagi sebagian kaum konservatif yang pernah jadi pamongprajaBelanda. Banyak kaum priyayi bekerjaasama dengan Belanda.
Andi Tjallo ArengMallusetasi mungkin contoh priyayi yang berpikir jika Belanda masih kuat danlayak jadi pemerintah di Hindia Belanda yang sudah berubah jadi Indonesia.Bersama beberapa bangsawan dia mendukung Belanda.

"Ia memerintahkanAndi Tjate bersama Polisi Negara (BAPIT) dalam daerah Adjatappareng menangkapidan memejarakan di Pare-pare semua pengurus-pengurus dan anggota-anggota BPRI,PKR, API, Al Anzhar dan lain-lain."[1]

Bangsawan ini kemudianmelarikan diri ke Surabaya setelah APRIS dariJawa menduduki Makassar tahun 1950. Tak hanyaBangsawan, pekerja jawatan pun ada yang dianggap sebagai orang yang pernahmenjadi agen NEFIS dengan memberikan informasi. Tersebutlah seseorang dengannama panggilan S Bone, dia adalah inspektur pertanian di Makassar.S Bone, konon kerap berhubungan dengan Westerling selama Kampanye Pasifikasi(1946-1947).[2]
Dua laporan mengenaituduhan dua orang tadi sebenarnya bisa diragukan juga. Bisa jadi tuduhan ataulaporan itu didasarkan dari orang-orang pada yang bersangkutan.
Tuduhan menjadimata-mata bagi Belanda akan kuat jika dituduhkan pada Suriosentoso, pensiunanMayor KNIL yang diaktifkan kembali oleh Belanda. Pangkat terakhirnya di KNILadalah Kolonel. Semasa pendudukan Jepang, Suriosentoso terlibat dalam gerakanbawah tanah anti Jepang, meski dirinya diawasi penuh oleh Kenpeitai. Bagusnya,Suriosentoso tak seceroboh Amir Syafrudin yang kemudian ditangkap dan hampirdihukum mati oleh Jepang. Suriosentoso pernah bersinggungan dengan gerakanSutan Syahrir, karena ada anak Suriosentoso yang kuliah bersama anggota gerakanbawahtanah Syahir, begitu kata Rudolf Mrazek dalam bukunya tentang Syahrir.
Bukti jelas bagaimanaSuriosentoso bekerja untuk Belanda. Ketika dia diaktifkan kembali sebagai KNILdengan pangkat Letnan Kolonel, dirinya pernah menulis laporan tentangpropaganda Islam oleh Balatentara Jepang di Jawa. Tak bisa disangkal jikaorang-orang Islam memang dirangkul Jepang, meski tak semua dirangkul.Diantaranya ada juga orang macam Zainal Mustofa yang melawan. Organisasi Islamcukup mendapat perhatian dari pemerintah militer di masa pendudukan Jepang.Hingga bisa dianggap mereka anti Belanda yang loyal pada Jepang dan bisamenjadi ancaman. Suriosantoso menulisnya untuk orang penting bernama Charlesorde van der Plas.Posisi Suriosentoso adalah kepala Afdeling Intellegence en Loyaliteit sonderoek.[3]
Memang ketikaKonferensi Meja Bundar di Den Haag, Suriosentoso ikut ke Belanda sebagai pihakBelanda. Dirinya sempat berfoto dengan Julius Tahiya dan Sutan Max Hamid II(wakil BFO). Dua nama itu jelas-jelas bekas perwira KNIL. Max lulusan KMA Bredanamun Julius Tahija awalnya bintara cemerlang namun belakangan menjadi stafJenderal Spoor. Di masa revolusi orang-orang ini nampaknya menjadi orangpenting bagi pejabat sipil maupun militer Belanda macam Hubertus van Mook atauCharles van der Plas.
Mereka-mereka yangdituduh mata-mata atau yang jelas bekerjasama dengan Belanda tadi nampaknyamerasa Republik Indonesiatak bisa diharapkan sebagai tempat berkarir. Karena sebagai negara baru Indonesia lemahdalam banyak hal. Tak ada keuntungan yang bisa diharapkan secara materi. Takada gaji daan fasilitas layak bagi yang bekerja pada Republik. Hingga bagi kaumkonservatif, jika tak ingin memakai istilah kontrarevolusi, lebih nyaman jikabekerja untuk Belanda. Kaum kontrarevolusi biasanya orang-orang tua bekaspegawai kolonial.
Tulisan ini bukan bermaksud menuduh, hanya menyikapi saja. Apapun itu tak bisa diterima tanpa ada penelusuran.
Note:
[1] (Arsip KPM RI Jilid 1 no 940:Surat-surat Mengenai Keterlibatan Raja Areng Mallusetasi dari Pare-pare danpemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan-3 November 1950)
[2] (Arsip KPM RI Jilid 1 no 1117: Laporanmengenai S Bone Inspektur Pertanian di Makassar yang dianggap sebagai mata-mata18 Agustus 1952).
[3] (Arsip NEFIS no 18: Verslag CCC IAMA-CABAfdeling Intellegence en Loyaliteit sonderzoek: berisi peringatan kepada Ch.Ovan der Plas mengenai propaganda Islam oleh Jepang yang dibuat oleh LetnanKolonel Soeriasentoso 20 Maret 1946).

Jungschlager dalam Proses Verbal

Berdasar KMB, KL angkat kaki dari Indonesia dan  KNIL bubar dan musuh pemerintah berkurang. Namun, ada orang Indo dan Belanda yang masih melawan diam-diam.

Berikut ini adalah petikan dari proses verbal atas peradilan Jungschlager. Dia didakwa melakukan gerakan melawan pemerintahan. Gerakannya terkait dengan kelanjutan gerakan APRA Westerling yang sebelumnya gagal total. Jungschlager adalah contoh kontrarevolusi yang tampaknya ingin menjaga kepentingan ekonomi kelompok anti pemerintah yang diantara Indo Belanda bahkan Belanda totok. 
Jungschlager dalam persidangan

Tentang Jungschlager
Nama lengkapnya, Leon Nicolaas Hubert Jungschlager, kelahiran Maastricht (Limburg)1904. Dia tinggal di Jalan Pegangsaan 33, Jakarta. Dia lama bekerja di KPMsebagai Chef Nautische Dienst. Jungschlager  tidak memiliki tempat tinggal tetap sebelum1930. Dia pernah berdiam di Makassar pada 1930. Di Surabaya 1934. Jungschlager  sempat cutipanjang ke Belanda pada 1935. Dan kembali ke Negeri Belanda lagi untukmengambil kapal de Tegelberg. Jungschlager  tidak berkeluarga karenanya dia tidak punyatempat tinggal tetap.baru tahun 1938, Jungschlager  dan keluarganyamenetap di Jakarta.[1]
Akhir 1941,Jungschlager masuk AU Belanda (MLD) di Surabaya. Februari 1942, Jungschlagerikut menyingkir ke Australia. Jungschlager tinggal selama 6 sampai 7 minggusebelum akhirnya berangkat ke Amerika bersama serombongan calon penerbang MLD.
Januari 1944,Jungschlager tidak lagi di Amerika. Dia ditempatkan pada Squadron Belanda diDarwin selama enam bulan. Setelah itu ditempatkan di squadron pemburu 121 dicanberra. Antara April dan Mei, Jungschlager ditempatkan di Marauke, Papua.Antara September dan Oktober, Jungschlager ditempatkan di Camp Colombia,Brisbane pada NEFIS (Netherlands Forces Intelligence Service).  
Antara Oktoberdan November 1945, Jungschlager datang lagi ke Jakarta sebagai Letnan Satu ALyang diperbantukan di NEFIS. Tahun berikutnya pangkatnya Kapten Angkatan Laut.Jungschlager, sebagai perwira Angkatan Laut bekerja langsung dibawah komandoJenderal Spoor dan Admiral Pigke. Jungschlager bahkan dianggap sebagai DirekturNEFIS setelah pada 1946 Spoor menjadi Legercommandant semua tentara Belanda diIndonesia. [2]

Bersekutu dengan DI
DI adalah sekelompok orang-orang yang tidak puas dengan Republik Indonesia,karenanya mereka kemudian memproklamasikan DI/TII. DI didirikan olehKartosuwiryo yang merupakan proklamator sekaligus imamnya. Pengaruh DI awalnyahanya di Jawa Barat. Pengaruhnya, kemudian menyebar ke jawa tengah sebagaidaerah yang dekat dengan jawa Barat. Belakangan, pengaruhnya masuk ke beberapadaerah seperti Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Kartosuwiryo, dulunya adalah seorang tokoh pergerakan juga. Dia pernah menjadimurid dari HOS Cokroaminoto, seorang tokoh pemimpin SI dan pergerakan panislamis yang begitu dihormati dizamannya. Dia dianggap guru bagi tokohpergerakan macam Sukarno, Semaun, Musso dan juga Kartosuwiryo.

Aksi-aksi Jungschluger
Setelahpengakuan kedaulatan, Jungschlager melakukan gerakan bawah tanah menentangRepublik dengan menyediakan dan mengirim senjata,pakaian, makanan dan lainnyakepada gerombolan bersenjata seperti NIGO, White Eagle, Nederland zalHerrrijzen (NZH).[3]
Motman adalah Staf NIGO. Iamengadakan hubungan dengan DI.  Sekitar15 Januari 1950, dia atas suruhan Jungschlager mengirim ke Pelabuhan 3 petipeluru dan 6 peti makanan. Permulaan Maret 1950, Motman menerangkan bahwadaerah perlawanan NIGO dibagi jadi tiga.[4]Sekitar bulan Maret itu juga, Jungschlager menerima uang sebesar Rp 125.000untuk diserahkan kepada Brouwer dan Hadji Achmad. Keduanya orang NIGO. Selainuang itu, 164 pucuk senapan juga diterima untuk diberikan kepada KolonelTompson. Jungschlager juga memberikan uang sebesar Rp 60.000 kepada Motman yangberasal dari onderneming Tjikasungka (Tangerang Selatan). Pertengahan Mei 1950,Motman diperintahkan untuk mengambil 1 zender 3 HT dan 2 lichtaggregaat dirumah Mayor van Buren di Bogor,  untukdiserahkan pada Kapten Schmidt di Cidaun.
Ada rencana akan ada penyeranganterhadap TNI di Garut, Bandung dan Jakarta. Schmidt akan menjadi komandanoperasi NIGO. Basis NIGO nantinya adalah Jakarta dimana semua uang NIGO ada diJakarta.  Manoch, seorang anggota NIGO,juga mendapat perintah untuk menghancurkan gedung Kabinet Presiden di Jalan Merdeka Utara dengan bom. Tapi Manochkemudian tidak berani memasuki gedung itu karena dijaga ketat oleh pasukanpengawal Presiden yang dipimpin Mangil.
Ada rencana untuk menjatuhkanbantuan peluru, senjata dan lainnya kepada NIGO dari pesawat terbang denganpayung.  Pada Juli 1951 ada empatpeti  senjata yang akan dikirim kePalembang. Mei 1951 juga ada pengiriman ke Jambi. 
 Jungschlager juga memimpin NZH yang menghimpun bekas lurah atau kepala kampung dizaman pendudukan tentara Belanda. Mereka mendukung pemerintahan Federal yangberusaha diterapkan NICA pimpinan van Mook. Gerakan NZH nampak seperti gerakanlegal.[5]

Penerus gerakan Westerling
Bagi Manoch, Schmidt bukan orangbaru. Sejak 1940, ketika Manoch menjadi militie soldaat, Schmidt adalah atasanManoch.[6]Manoch pernah menjadi sopir Kapten Westerling. Manoch menceritakan tentang dropingenyang dilakukan Jungschlager. Dimana bantuan senjata
Organisasi gelap macam NIGO, WhiteEagle, NZH dan lainnya bermaksud menentang RI (RIS) dengan segala cara.Organisasi ini kerap menyelundupkan dan membagi senjata mereka pada musuh RI.Senjata itu didatangkan dari Singapura. Dimana pasar gelap senjata berada.Senajta itu lalu dimuat dalam kapal-kapal General Motor yang biasa dipakaiuntuk membuang kotoran ke laut, melewati Kampung Melayu (Tangerang) atauCilincing. Ada juga senjata yang mereka dapat dari gudang NMM.
Sebelum Bandung diserbu olehpasukan APRA Westerling, pernah diambil senjata-senjata dari dump truk  milik Tentara Belanda. Dipastikan bahwasenjata-senjata tersebut adalah untuk para gerilyawan.  Suatu kali, atas perintah Kapten De Jong danVan Wieringen,  makanan dan obat-obatandalam jumlah besar dibawa ke Kebayoran dengan menggunakan truk NMM.
Jungschlager dan Manoch pernahbertemu di goa-goa sekitar gunung Salak antara 1950 dan 1951. Saksi terlibatdalam penyerangan kota Bandung bersama KNIL. Setelah serangan gagal, saksibersama komandannya dan beberapa bawahan lainnya berusaha melucuti senjatapolisi. Namun serangan itu gagal. Semuanya penyerang tertangkap.[7]
Keuangan NIGO berasal darisumbangan beberapa pihak. Seperti Kepala Perkebunan Karet Serpong, Seynja. Diapernah serahkan uang sumbangan kepada bekas Inspektur Teerling yang menjadikepala gerombolan. Diantara uang yang diberikan itu, terdapat uang palsu dariNegeri Belanda tetapi double series.
November 1950, Kapten Schmidtdatang ke Serpong. Dimana Manoch kemudian menjadi sopir mobil Schmidt ke Bogor.Manoch mengaku pernah melakukan infiltrasi ke kantor kejaksaan, kejaksaan agungdan instansi pemerintah lainnya. Itu semua atas perintah Schmidt. [8]
Wilayah gerilya NIGO dibagimenjadi 3: Batalyon 178 dibawah pimpinan vanKleef dan Zainal Abidin. Mereka beroperasi di daerah Garut.
Batalyon 781 dibawah pimpinanKolonel Tompson dan Katamsi. Beroperasi di daerah Cirebon.
Batalyon 871 dibawah pimpinanKapten Schmidt, Sungkawa dan Subrata. Daerah operasinya lebih luas dibandingyang lain. Yakni Jakarta, Bandung, Cianjur dan Sukabumi.
Pertengahan Maret 1950,Jungschlager ke Dermaga dengan sedan Pontiac. Dia meminta dan menerima uangdari Motman sebesar Rp 120.000. Uang itu dipecah lagi kemudian, Rp 100.000untuk  para gerombolan untuk beroperasi.Sedang, Rp 20.000 diberikan pada Ki Achmad dari Semarang.  Jungschlager juga menerima 164 senjata api,diantara 12 senapan Thompson. Separuh dari senjata itu lalu diserahkan padKolonel Tompson
 Jungschlager datang bersama Lammers van Buurendan sopirnya Ernst Parre untuk mengambil 8 mortir 2 inci dan 3 peti pistolCanada (MKI). [9]
Manoch, bersama Baden, melihatJungschlager di Dermaga, pada permulaan Juni 1950.[10]  Manoch bertemu Jungschlager lagi di rumahMotman. Jungschlager memimpin pertemuan itu. Dibicarakan bahwa Motman akanmengundurkan diri karena ada urusan keluarga. Diputuskan bawah: staf di Dermagaakan dipindahkan ke Jakarta disamping divisi. Haji Achmad akan diperbantukanpada Anak Agung Gede Made di Sumatra. Diperintahkan agar hanya menyerang TNI diGarut, Bandung dan Jakarta. Jungschlager akan memperlambat jalur pengangkutanke laut atau menghentikannya sam sekali?. Mereka yang tidak ingin membantu lagidiharapkan untuk menyimpan rahasia. Jungschlager memiliki banyak mata-mata.Schmidt akan tetap menjadi komandan Operasi 2/3 Jawa Barat.
November 1950, Motman yang sejaklama merasa gelisah, berangkat ke Australia. Begitu juga dengan Peters danMoorselaar pergi dari dermaga. Maret 1951, Jungschlager menemui Peters yangbaru berangkat ke Australia pada April 1951.[11]  
Lodewyk Jacob Tomasoa, sejakJepang menyerah Tomasoa adalah anggota KNIL di bagian IntelichtingenVeiligheidsdienst sebagai Sergeant dan ikut serta dalam operasi militer. 1948,Tomasoa keluar dari KNIL.
Meski tidak lagi sebagai tentara,tetap saja dia masih berhubungan dengan tentara Belanda seperti Letnan D.C.Prins dari KL. Dia sering bebergian Jakarta Bandung.  Atas perintah Letnan Prins pula, Tomasoamembuat peta Bandung yang berisikan posisi pos TNI di Bandung.  Peta itu, oleh Prins diberikan pada LetnanHinter. Dari Hinter, peta itu lalu diberikan pada Letnan Titalay. Oleh Titalay,Tomasoa pernah akan dipertemukan dengan Westerling, namun dia sendiri menolak.
Atas perantaraan Moorselaar,Tomasoa kemudian mendaat pekerjaan di onderneming Dermaga dengan posisi sebagaikepala teknik. Setelah beberapa bekerja, Tomasoa pun mengerti soal adanya NIGO.Kepala Onderneming, Motman adalah salah satu pimpinan NIGO di Dermaga. Dermagasendiri adalah tempat penyimpanan senjata, amunisi, bahan makanan dan lain-lainnyauntuk gerilyawan NIGO, sebelum didistribusikan seluruhnya pada gerilyawan NIGO.

Catatan;
[1] Dia memulai karirnya di KPM sebagaiStuurman IV.  1926, dia masukdientsplicht di Angkatan Laut Belanda di Surabaya selama sembilan bulan. Enambulan sebagai matros, tiga bulan sebagai adspirant Reserve Officier. Selesaipendidikan itu, dia kembali berdinas di KPM. Tahun 1927, dia diperbantukansebagai MLD sebagai reserve Officier. Dia menjalani latihan sebanyak 3 atau 4kali. Dimana masing-masing latihan bisa memakan waktu 56-58 hari. (R. Soenario,Proses Jungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 16.)
[2] R. Soenario, Proses Jungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 16-17.
[3] R. Soenario, Proses Jungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 16-17.
[4] Motman memberikan kartu nama atas namaMuller pada inspektur Denis untuk mengambil barang-barang keperluan gerombolandari pelabuhan. (R. Soenario, ProsesJungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 18.)
[5] R. Soenario, Proses Jungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 18-19.
[6] R. Soenario, Proses Jungschlager, hlm. 20.
[7] R. Soenario, Proses Jungschlagerhlm. 69.
[8] R. Soenario, Proses Jungschlagerhlm. 69.
[9] R. Soenario, Proses Jungschlagerhlm. 74.
[10] Baden harus ditutup matanya dalampertemuan itu. Baden adalah orang yang bisa dipercaya.
[11] R.Soenario, Proses Jungschlagerhlm. 75.