Senin, Agustus 29, 2011

Mudik = Jarak + Rindu

Ada rindu tak terhingga dibalik lebaran. Mudik menjadi pemecah kerinduan itu.

Lebaran sudah ratusan tahun di negeri ini. Konon, bermula dari Raja Amangkurat yang memilih pulang mengunjungi orang-orang tercintanya setelah berpuasa sebulan penuh. Lebaran menjadi simbol kemenangan bagi orang-orang Islam yang berpuasa di bulan puasa. Orang yang tidak berpuasa pun boleh ikut rayakan kemenangan itu.

Arus mudik tak bisa dihindari karena tradisi yang sudah ada di masa Amangkurat itu. Yang ke barat menuju ke timur atau sebaliknya. Begitu juga yang dari utara pulang ke selatan atau sebaliknya. Jangan heran jika jalanan macet. Kereta api berlalu seperti di jaman revolusi, yang mengangkut penumpang seperti mengangkut pengungsi perang.

Lebaran menjadi ziarah yang sama sekali tak bisa diabaikan selama ratusan tahun. Akan tetap seperti itu, berapapun angka pemudik tiap tahunnya. Bagaimanapun, lebaran tetap lebaran. Dimana selalu ada yang mudik. Berkumpul dengan orang-orang terkasih. Itu yang selalu dinanti. Meski sebagian orang jadikan lebaran ajang adu gengsi. Biarlah. Inti lebaran tetap lepas kangen.

Tak peduli seberapa jauh, jarak adalah sesuatu yang harus hancurkan. Demi sebuah kerinduan yang harus dituntaskan. Bagaimanapun caranya! Jadi, jarak sama dengan rindu. Begitulah rumusnya. Dan cara pecahkan rumus itu adalah dengan bertemu. Bagaimanapun caranya! Jangan heran jika jalanan ramai.

Lebaran punya hubungan mesra dengan sejarah negeri ini. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia juga masih dalam suasana lebaran. Tapi, tahun 2011, negara sudah bikin kecewa soal hari perayaan. Dan jutaan orang Indonesia pun harus menunda sehari lebaran mereka. Angpao, yang selalu ditunggu anak-anak kecil hingga remaja, harus dikantongi dulu. Ketupat pun harus ditunda untuk dihidangkan.

Bagi yang masih berada di jalan, dan merasa terlambat pulang, ditundanya lebaran bisa jadi pertanda baik. “Lebaran boleh ditunda. Sampai tahun depan sekalipun. Tapi, rinduku padamu tak lagi bisa ditunda,"kata seorang lelaki pada wanitanya. Itulah yang akan tetap dikatakan.

Dedicated: para pemudik yang berjuang menuntaskan kangennya. Selamat Idul Fitri 1432 H. Mohon maaf lahir batin buat semua ciptaanNya. Semoga kita semua damai selalu dan masih berjalan menuju kemenangan....