Kamis, November 22, 2007

Balikpapan Diawal PD II: Bau Mesiu Untuk Berebut Minyak


Balikpapan memiliki instalasi militernya sendiri sejak zaman kolonial. ini dikarenakan adanya ladang dan pengilangan minyak. Berdasar peta balikpapan yang diterbitkan BPM tahun 1939, terdapat sebuah tangsi militer KNIL disini—namun tidak diketahui secara pasti berapa kekuatan personil militernya. Berdasarkan peta itul letak tangsi KNIL itu berada diantara bekas bisokop Antasari dan Asrama Polisi belakang Polres Balikpapan.[i] Antara dekade 1930-1940an, sumber-sumber minyak bumi yang ada di asia tenggara adalah bahan mentah yang sangat dibutuhan oleh negara-negara industrialis-kapitalis. Minyak menjadi menjadi pasokan bahan bakar untuk menjalankan mesin-mesin industri di negara-negara industri pada masa damai. Dimasa perang, minyak begitu dibutuhkan untuk menjalankan mesin-mesin perang. Seperti yang terjadi dalam perang Pasifik, dimana Balikpapan dan Tarakan adalah kota yang begitu diharapkan oleh pihak-pihak yang berperang. Kilang-kilang minyak menjadi rebutan sekaligus lautan api oleh Perang Pasifik.[ii]
Balikpapan dan Tarakan termasuk beberapa tempat di luar Jawa dengan kekuatan militer yang sengaja dilebihkan daripada daerah lain. Kekuatan militer Belanda ini bukanlah sebuah militer yang mampu menahan serangan pasukan asing dari luar. Padahal, di daerah lain diluar pulau Jawa hanya dijaga dengan beberapa pasukan dengan persenjataan ringan saja.[iii]
KNIL hanya dibentuk untuk meredam perlawan lokal yang dilakukan orang-orang pribumi yang menentang pemerintah kolonial. Minyak sangatlah penting diera moedern. Sejak penemuan mesin, hampir seluruh penjuru dunia, minyak adalah tenaga penggerak industri. Termasuk dalam masa perang, mesin mesin perang juga harus dijalankan dengan bantuan tenaga minyak juga. Lirikan Jepang ke beberapa daerah penghasil minyak ditindaklanjuti dengan menguasai daerah-daerah itu, termasuk juga menguasai Balikpapan. Armada laut dan Balatentara Jepang bergerak dari arah utara, Davao di Filipina. Dari-sana Jepang menduduki Tarakan Sumber minyak lain di Kalimantan Timur—selesai mengahbisi kekuatan Belanda disana, Tentara Jepang bergerak ke selatan, menduduki Balikpapan.
Pesawat-pesawat Belanda selain di Melak, Samarinda II, juga disiagakan di lapangan Terbang di Manggar, Balikpapan.[iv] Keberadaan lapangan Udara di Melak jelas untuk memberi kejutan bagi armada jepang yang akan mendekati Balikpapan. Jarak melak Balikpapan sekitar 160 Km. nama sandi lapangan Terbang rahasia ini adalah Scheveningen. Lapangan ini tertutup hutan rimba Kalimantan dan untuk masuk ke lapangan tersebut hanya dengan melalui Sungai Mahakam. Serangan dadakan atas lapangan udara itu sangatlah mustahil dilakukan. Kerahasian lapangan udara rahasia ini hanya diketahui beberapa orang Pegawai Belanda saja.[v]
kedudukan Balikpapan menjadi kritis bagi Belanda maupun Jepang. Bila Balikpapan jatuh ketangan Jepang, maka pintu bagi Jepang untuk merebut Pulau Jawa semakin lebar.[vi] Karenanya Laksamana Helfrich menerapkan strategi baru deangan taktik “menjadikan perebutan Balikpapan sedemikian berharga.”[vii]
Demi menjaga Balikpapan, Helfrich menempatkan satu Batalyon Infanteri KNIL yang didukung 5 kendaraan lapis baja dan kendaraan overvalk wagen. Untuk menjaga Balikpapan dari serangan udara, satu baterai meriam mobil 7,25 cm yang bisa berpindah; dua pucuk PSU 4 cm dan 3 seksi senapan mesin 12,7 cm. untuk pertahanan pantai telah disiagakan 3 baterai meriam pantai 7,5 cm dan 12 cm. sebuah pertahanan yang tidak memadai untuk mempertahankan sebuah kota penting dari serangan musuh dalam jumlah besar dan kuat.[viii]
Jatuhnya Tarakan ketangan Balatentara jepang, telah membuat batayon KNIL di Balikpapan meningkatkan kewaspadaanya. Beberapa pos pengintaian disebar di penjuru perbatasan kota untuk mengantisipasi penyusupan pasukan pengintai Jepang. Pasukan patroli juga telah disiagakan di emplasemen dan instalasi minyak untuk menghadapi serangan musuh dari luar. Milisi wajib militer dari pegawai BPM disiagakan di sekitar fasilitas penting milik Belanda. Mereka menunggu perintah bumi hangus.
Pertempuran di Laut Balikpapan 23-24 Januari 1942
Pesawat-pesawat PBY Catalina telah disigakan di perairan Balikpapan. Pasukan itu berpatroli perairan Balikpapan, khususnya perairan ke arah kota Tarakan. Pada suatu pagi, sekitar pukul 07.30, sebuah pesawat yang melakukan patroli di selat Mkassar melihat sebuah kapal motor yang mencurigakan. Pesawat Catalina yang patroli itupun mendarat di air dekat dengan kapal yang mencurigakan itu. Rupanya itu kapal motor Jepang yang mengirim dua orang tawanan dari Tarakan—mereka adalah Kapten (KNIL) Reiderhoff dan kapten (KNIL) Colijn. Setelah dilepas oleh pengawal Jepang-nya, kedua perwira KNIL yang ditawan itu dipernbolehkan naik pesawat Catalina. Kedua perwira KNIl itu menyampaikan sebuah ultimatum dari Komandan Jepang yang telah menguasai Tarakan kepada pasuukan Belanda di Balikpapan. Isi ultimatum itu adalah: Jika Belanda melakukan kembali bumi hangus terhadap instalasi-instalasi penting dan fasilitas minyak di Balikpapan, maka semua bangsa Eropa yang tertangkap akan dieksekusi hukuman mati.[ix]
Jepang mengerahkan pasukannya untuk menguasai instalsi minyak jelas suatu keharusan bagi mereka. Menguasai Balikpapan, berarti akan membuka jalur untuk menguasai Jawa. Merebut Balikpapan bukan hal sulit bagi Jepang. Kekuatan militer cukup besar, baik dalam hal personil yang bersemangat juga peralatan Jepang yang mulai canggih.
Armada Jepang, dalam jumlah besar, baru mencapai Balikpapan menjelang 23 Januari 1942. Pesawat Belanda yang berpangkalan di Melak memberikan aksi terbaiknya dengan menenggelamkan sebuah kapal angkut Jepang; satu kapal penjelajah; dua kapal penjelajah ringat. Helfrich merasa puas dengan aksi armada pesawatnya, walau dia harus kehilangan tiga pesawat dalam pertempuran udara itu. namun ia juga sadar bahwa laju gerak armada jepang merebut Balikpapan semakin sulit dibendung lagi.[x]
Jepang mengangap Balikpapan penting bagi jalannya perang—karena cadangan minyak di Balikpapan yang begitu besar. Angkatan Perang Jepang berangkat dari Davao untuk merebut Tarakan. Setelah tarakan di Tarakan dengan susah payah, waktunya untuk merebut Balikpapan. Dengan kekuatan kapal pendarat pasukan yang dikawal kapal-kapal penjelajah (cruiser) dan kapal perusak (destroyer).
Perairan Balikpapan termasuk berada dibawah tangung-jawab armada laut Amerika yang berkedudukan di Kupang (Timor). Commander Paul Talbot memimpin empat kapal perusak model kuno (1910-1920an) bernama Ford, Pope, Parrott dan Paul Jones.. empat cerobong asap yang terlihat ketika meninggalkan Kupang, membuat mereka dijuluki four Pipers. Ereka melewati selat diantara Flores dan Sumabawa, lalu selat Makassar, lalu menuju Balikpapan. Tanggal 23 Januari 1942, pukul 19.30, kapal mendekati pantai Kalimanatan. Sementara itu, Balikpapan telah sepi dari Tentara Belanda. Sebelum sepi, Sekutu telah meerusak kilang minyak dan membomnya dari udara dengan pesawat Lockheed Hudsons dan Brewster model kuno—karenanya, dari kejauhan Balikpapan terlihat seperti api raksasa. Sementara itu, di sekitar Laut Balikpapan, telah siap kapal pengangkut pasukan Jepang untuk mendaratkan pasukan balatetara-nya. Pendaratan itu dilindungi kapal patroli dan satu squadron kapal perusak.[xi]
Kapal-kapal Jepang yang berada diantara api raksasa dengan kapal perusak Amerika, membuat kapal-kapal perusak memiliki peluang baik untuk melepaskan torpedo kearah kapal-kapal Jepang itu. Namun lima torpedo yang keluar dari parrott tidak satupun yang mengenai kapal-kapal Jepang itu—kapal-kapal Jepang itu dengan cepat melakukan manuver untuk menghindar dari tembakan torpedo. Pukul 03.00 tanggal 24 Januari 1942, setelah kapal Ford dan Paul Jones menyerang, akhirnya Sumanura Maru yang berbobot 3.500 meledak dan tenggelam. Tidak ada pesawat yang terlibat dalam perang laut itu. Pihak Jepang mengira, serangan torpedo itu berasal dari kapal selam. Kekeliruan ini berasal dari Laksamana Shoji Nishimura. Kekeliruan Shoji Nishimura dilanjutkan dengan memerintahkan kapal-kapal perusaknya pergi dari sekitar teluk Balikpapan dan mecari kapal selam yang berada disekitar Selat Makassar untuk membantu melawan armada Sekutu. Artinya, sekarang kapal-kapal pengangkut itu tanpa kawalan lagi dan menjadi makan empuk bagi torpedo sekutu. Sayangnya sekutu tidak bisa menghabisi makanan empuk-nya. Sekitar pukul 04.00 pagi, kapal-kapal Amerika itu pergi dari Laut Balikpapan. Kapal-kapal Amerika kuno itu berhasil menengekamkan 1 kapal patroli, empat kapal pengangkut: Tsuruga Maru, Tatsukami Maru, Kuretaku Maru, Sumanura Maru, dan dan membakar satu kapal perusak Jepang. [xii]

[i] Lihat Peta Balikpapan terbitan dinas topografi BPM skala 1:5.000 tahun 1939 (koleksi Perpustakaan Kolese Ignatius Yogyakarta. Nomor panggil: KI br/col 6 n 2 (104-141)
[ii] Iwan Santoso, Tarakan “Pearl Harbour” Indonesia (1942-1945), Jakarta, Primamedia Pustaka, 2004. h. 11.
[iii]R.P. Suyono, Peperangan Kerajaan Di Nusantara: Penelusuran Kepustakaan Sejarah, Jakarta, Grasindo. 2003. h. 340.
[iv] Iwan Santoso, Tarakan “Pearl Harbour” Indonesia (1942-1945), Jakarta, Primamedia Pustaka, 2004. h. 31.
[v]Agus Suprapto, Perang Berebut Minyak: Peranan Strategis Pangkalan Minyak Kalimanatan Timur dalam Perang Asia Pasifik 1942-1945, Sanarinda, Lembaga Pariwara kalimantan Timur, 1996. h. 61-64.
[vi]Agus Suprapto, Perang Berebut Minyak: Peranan Strategis Pangkalan Minyak Kalimanatan Timur dalam Perang Asia Pasifik 1942-1945, Sanarinda, Lembaga Pariwara kalimantan Timur, 1996. h. 61-62.
[vii]Ong Hok Ham, Runtuhnya Hindia Belanda, Jakarta, Gramedia, 1989. h. 233.
[viii]Agus Suprapto, h. 64: Palagan Perebutan Kota Minyak Sanga-sanga, Balikpapan, yayasan 27 Januari, 1982. h. 42.
[ix]Agus Suprapto, h. 65.
[x]Agus Suprapto, h. 67-68.
[xi] P.K. Ojong. Perang Pasifik, Jakarta, Kompas, 2005. h. 6-8.
[xii] P.K. Ojong, h. 8-9.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

punya peta balikpapan tahun 1939 gak Mas? aku lagi butuh banget peta tsb, kalau ada tolong hub aku di 08195532298 atau 081253986795