Beberapa karakter penting yang harus dimiliki oleh orang-orang Indonesia. Dimana karakter-kareakter ini bisa ditemukan oleh tokoh-tokoh terbaik bangsa Indonesia, yang diantaranya adalah pendiri Negara.
Dibutuhkan banyak sikap Positif jika Indonesia ingin terus ada, apalagi untuk Indonesia yang jaya di masa depan. Dimana semua karakter ini harus ditanamakan sejak dini pada generasi baru Indonesia dalam pendidikan karakter yang melibatkan semua pihak. Bukan hanya keluarga dan sekolah, tetapi juga masyrakat luas dan pemerintah.
Jujur
Banyak sekali contoh bahwa kejujuran membawa kebaikan bagi seseorang. Kejujuran pula yang membuat seseorang bangga dan bisa menghargai dirinya sendiri. Hampir semua agama mengajarkan kejujuran. Meski banyak orang diajarakan untuk jujur, bersikap jujur masih menjadi hal sulit bagi banyak orang.
Sejarah memberikan contoh gagalnya hal-hal yang dibangun oleh ketidakjujuran. Salah satu bentuk ketidakjujuran adalah korupsi. Dimana banyak hak rakyat yang tidak tersampaikan karena korupsi. Tidak perlu dipungkiri lagi jika korupsi melahirkan banyak derita bagi ribuan orang di Negara berkembang. Termasuk di Indonesia.
Dimana seorang pemimpin yang tidakjujur akan sakit jika terjatuh dari kepemimpinannya. Suharto harus hidup sebegai orang yang dikecam oleh sebagian rakyatnya. Ferdinand Marcos, Presiden Filipina, harus meninggal dalam pengasingan dan menghadapi tuntutan dari rakyatnya untuk mengembalikan harta hasil korupsinya.
Korupsi adalah bentuk ketidakjujuran. Korupsi adalah salah satu alasan kekalahan pihak Vietnam Selatan yang disokong Amerika Serikat. Vietnam Selatan yang mengaku kaum nasionalis tidak memperoleh simpati sebagian besar rakyat Vietnam. Karenanya gempuran pihak Vietnam utara berhasil menguasai wilayah Vietnam Selatan. Dan tentara Amerika Serikat yang membantu Vietnam Selatan pun harus angkat kaki dari Vietnam sebagai pecundang.
Bentuk ketidakjujuran lain adalah membohongi public dengan isu-isu yang sebenarnya tidak penting. Pada dasarnya sikap tidak jujur akan terus menjadikan kita pembohong. Kita akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan kita bertumpuk. Kebohongan pertama yang selalu ditutupi, akan membuat kita pelan-pelan menjadi pembohong besar.
Bersikap jujur adalah penting. Semua orang tidak suka dibohongi. Kebohongan akan selalu bisa dibongkar bahkan terbongkar dengan sendirinya. Ketidakjujuran tentu akan merusak kepercayaan dari orang lain. Padahal kepercayaan bisa mendatangkan relasi. Sebuah kerjasama, tentu saja dibangun atas dasar kepercayaan.
Sebelum diangkat menjadi Nabi Muhamad SAW, adalah orang yang jujur. Karenanya, ajarannya bisa diterima oleh banyak orang. Bahkan diterima oleh hampir separuh penduduk dunia hingga saat ini. Muhamad memang sudah bergelar Al Amin, yang artinya jujur. Sesuatu yang membuat disukai banyak orang. Profesinya sebagai pedagang tentu akan sangat cemerlang, meski tidak kaya. Orang-orang berusaha untuk membeli darinya karena merasa nyaman dan tidak akan dibohongi sama sekali.
Seorang guru yang berbohong pun akan kehilangan simpati dari murid-murid-nya. Pelan-pelan muridnya akan pergi dan mencari guru lain. Kemudian guru pembohong itu akan dilupakan sama sekali. Seorang guru yang suka berbohong adalah guru yang tidak akan pernah berhasil. Dia hanya akan sukses melahirkan para pembohong.
Seorang dokter yang jujur pun akan disukai para pasiennya. Seorang prajurit yang jujur tentu akan disukai komandannya. Seorang pemimpin yang jujur akan selalu dikenang tanpa harus membuat sebuah monument patung dirinya atau biografi yang hanya menonjolkan dirinya sebagai pahlawan.
Tetangga yang suka membual dengan segala ketidakjujurannya, juga bukan sosok yang disukai oleh tetangga-tetangganya. Dimana tetang-tetangga itu akan menjaga jarak. Karena apa yang dibicarakan seorang pembual biasanya tidak bermutu dan hanya menonjolkan dirinya.
Seorang pembohong yang dipercaya akan sulit diterima oleh lingkungannya. Ketika dia berkata jujur dan penting maka orang akan memilih tidak akan mempercayainya. Artinya hidupnya akan sulit. Sikap tidak jujur hanya menyulitkan dirinya sendiri. Sudah pasti seorang yang dikenal sebagai pembohong akan sulit mendapat simpati dari orang-orang disekitar maupun dalam pergaulan pada umumnya.
Bermental Pejuang dan Pekerja Keras
Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti, seperti judul lagu Dewa19[1] Hidup memang harus diperjuangkan. Seorang anak yang baru belajar berjalanpun sebenarnya berjuang juga. Dia berusaha keras untuk bisa berjalan dengan baik meniru orang dewasa meski dengan tergopoh-gopoh.
Selanjutnya, setelah melewati masa menjadi bayi, masa anak-anak pun dilalui. Dimasa anak-anak pun kerja keras dan perjuangan pun telah ditanamkan oleh orang tua. Dimasa ini bentuk perjuangan seorang anak adalah dengan belajar. Termasuk anak yang menjadi pekerja. Sebagai pekerja anak itu sebenarnya masih dalam masa belajar. DImana anak itu mengalami pendewasaan lebih cepat karena melakukan apa yang harusnya dilakukan orang dewasa.
Tanpa ada kerja keras, tidak akan ada republik Indonesia. Sejarah sudah membuktikan hal itu. Sejarah telah memberikan bukti bahwa kerja keras menuntun pada kesuksesan. Meski banyak juga para pekerja keras yang harus terpental dan gagal dalam perjuangannya. Kegagalan ini biasanya berujung pada rasa malu dan kurang dihargai. Banyak orang hanya melihat keberhasilan tanpa menghargai kegagalan sedikitpun.
Gagal adalah resiko dari kerja keras, danjuga hal yang paling ditakuti banyak orang ketika mereka bekerja keras. Kerja keras umumnya hanya dikukan karena terpaksa dan untuk bertahan hidup. Tradisi kerja keras di Indonesia begitu memprihatinkan. Hal ini juga dikarenakan ketakutan mereka pada kegagalan. Ketakutan pada kegagalan itu melahirkan kemalasan.
Meski kegagalan ditakuti dan menjadikan itu sebagai bahan ejekan yang hina, maka masih ada orang yang menghargai kegagalan. Dimana mereka selalu berkaca pada kegagalannya. Mereka belajar untuk tidak gagal lagi dengan segala perhitungannya, namun tidak pernah takut sedikitpun dengan kegagalan yang bisa jadi akan menimpa mereka. Keberanian menghadapi kegagalan, juga akan menuntun kepada jalan keberhasilan. Ketakutan pada kegagalan hanya akan mematikan langkah.
Thomas Nayoan mungkin tidak pernah benar-benar berhasil kabur dari Digul. Dua kali mencoba kabur, Nayoan akhirnya bisa tertangkap lagi. Hal ini tidak pernah membuat Nayoan kapok untuk kabur. Dia bahkan belajar dari kegagalannya. Ketika gagal kea rah selatan, Nayoan akhirnya mencoba ke arah utara. Meski pelarian ketiga ini dia benar-benar hilang tanpa jejak di pedalaman Papua. Nayoan mengajarkan kita untuk terus berusaha. Nayoan juga mengajarkan kita mengacuhkan rasa takut dan malu mencoba.
Banyak tokoh pergerakan maupun pejuang kemerdekaan Indonesia lainnya yang selalu menemui kegagalan. Upaya Syahrir dan kawan-kawan seperjuangannya untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 15 Agustus 1945 juga gagal. Sukarno Hatta tidak bisa dihadirkan di Cirebon. Namun hal itu tidak mengendurkan semangat Syahrir dan kawan-kawannbya. Usaha Syahrir yang gagal itu mungkin bisa terobati dengan adanya Proklamasi 17 Agustus 1945. Proklamasu kemerdekaan itu tidak membuat kaum pergerakan berhenti mereka masih terus berjuang. Berjuang memanbg tanpa akhir. Selesai satu masalah, maka masalah lain muncul.
Berani berkorban
Tanpa bertaruh di meja judi atau membeli toto gelap sekali pun hidup sebenarnya juga sudah berjudi. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita. Jika masih percaya pada Tuhan, kita bisa percaya bahwa kebesaran Tuhan telah memberikan manusia ruang untuk berusaha dan kesempatan untuk mencoba. Bagi yang percaya bahwa Tuhan itu Maha Adil juga akan percaya bahwa Tuhan Yang Maha Adil akan` memberi yang terbaik atas apa yang kita perjuangkan.
Bagi mereka yang beragama Islam, pasti pernah mendengar kisah NAbi Ibrahim yang mengorbankan putranya dengan tulus Ikhlas pada Allah SWT. Mimpi Ibrahim pada suatu malam membuatnya bicara dengan Putranya Ismail. Bahwa Ismail akan dikorbankan. Ismail pun Ikhlas dikorbankan maka berkorbankanlah mereka berdua. Pengorbanan itu pun tidaklah sia-sia. Pengorbananan mereka diterima, namun Allah SWT tidak mengambil apapun dari mereka. Tidak pula nyawa Ismail.
Ceritera Nabi Ibrahim dan Ismail itu adalah latar belakang adanya Hari Raya Qurban yang dirayakan umat Islam setiap tahun. Dalam Islam Berkurban begitu dihargai. Karenanya nyatanya kurban itu juga memiliki manfaat social yang begitu besar dalam kehidupan.
Untuk menuju sebuah perubahan yang lebih baik, pengorbanan dalam bentuk apapun tak bisa dihindari. Tidak ada perjuangan yang tanpa pengorbanan. Untuk bisa berjuang dalam kancah pergerakan nasional, Hatta harus hidup menyendiri tanpa kekasih dan keluarga. Hatta baru menikah setelah Indonesia merdeka.
Sneevliet, seorang intelektual Belanda yang dianggap sebagai orang yang membawa ajaran komunisme ke Indonesia, rela melepaskan pekerjaannya di Kamar Dagang yang gajinya besar untuk berjuang melawan politik colonial pemerintah Hindia Belanda. Meski namanya hitam bagi Republik Indonesia, Sneevliet adalah orang yang berkorban juga untuk Indonesia. Sneevliet tidak hanya kehilangan penghasilan yang besar itu saja. Sneevliet bahkan menjadi musuh pemerintah colonial, yang kemudian mengusir Sneevliet.
Demi sebuah kemerdekaan yang begitu Mulia, seorang pemuda cerdas bernama Robert Walter Manginsidi harus menderita di penjara Tentara Belanda dan akhirnya ditembak mati di Makassar. Kemerdekaan Indonesia memang punya banyak martir sepertinya. Ada banyak ribuan pemuda yang nyawanya melayang karena tembakan peluru tentara Belanda dimasa revolusi kemerdekaan RI. Banyak pemuda rela bergabung dengan tentara republic yang tidak banyak persenjataannya. Mereka bahkan sadar apa resiko jika mereka bertempur melawan tentara Belanda.
Masih banyak pengorbanan yang diberikan oleh tokoh-tokoh sejarah lain. Sukarno pernah bilang, revolusi akan memakan anaknya. Nyatanya revolusi bisa memakan siapa saja sebagai tumbal atau martir.
Bercita-cita Tinggi
“Gantungkan cita-citamu setinggi langit,” begitu kata Sukarno yang dilupakan banyak pemuda Indonesia. Tanpa idealisme atau mimpi-mimpi, seseorang hidup seperti robot dan tidak nampak seperti manusia. Manusia memiliki kemauan yang bisa diwujudkan. Banyak tokoh idelis yang merubah dunia. Untuk merdeka pun, para pejuang kemerdekaan menjunjung tinggi idealismenya.
Idealisme telah membawa orang-orang seperti Sukarno, Muhamad Hatta dan lainnya berjuang dan akhirnya menemukan apa yang disebut Indonesia merdeka. Tanpa ada mimpi atau idealisme mereka hanya orang-orang tidak penting yang hanya hidup seadanya dan menerima diri mereka sebagai warga Negara kelas tiga ditanah Nenek Moyangnya.
Apa yang terjadi di masa sekarang sungguh memprihatinkan. Dimana banyak orang Idealis hanya dianggap orang gila yang tidak realistis. Banyak orang yang mengaku terpelajar menganggap orang idealisme tidak melihat kenyataan.
Sebenarnya, seorang idealis adalah orang yang berpijak pada sebuah kenyataan yang bisa jadi pahit. Dimana orang itu kemudian berusaha merubah keadaan pahit itu menjadi sebuah keadaan yang lebih baik, bahkan jauh lebih lagi.
Sementara, orang yang merasa terpelajar itu, merasa diri sebagai seorang realistis. Apa yang mereka anggap realistis itu tidak lain hanya sikap tunduk pada sebuah kenyataan yang baginya sudah dianggap nyaman. Orang yang merasa realistis, biasanya adalah orang yang bisa menerima kondisi buruk begitu saja tanpa merasa perlu membuat perubahan yang lebih baik.
Mentalitas orang yang merasa realistis macam ini adalah orang-orang bermental budak dan menjadi santapan penjajah. Bukan tidak mungkin orang macam ini adalah orang rela menerima kaumnya terjajah. Mereka mengklaim diri mereka realistis karena meraka ingin menutupi kekalahan atas nasib mereka yang sebenarnya buruk dan bukan tidak mungkin mereka sama sekali `tidak memiliki visi dan misi hidup yang lebih baik.
Dunia yang beradab pastinya dibangun oleh orang-orang yang punya cita-cita. Hingga mereka bisa mengendalikan arah dunia. Orang-orang yang tidak punya cita-cita tidak mungkin bisa mengarahkan karena mereka tidak memiliki arah. Orang yang tidak punya cita-cita atau visi dan misi tidak layak menjadi pemimpin.
Pemimpin Indonesia dimasalalu, Seperti Sukarno, Hatta dan lainnya adalah oaring-orang yang tahu kemana Indonesia akan mereka bawa. Mereka tidak sekedar menjadi penguasa. Berbeda dengan pemimpin berikutnya yang hanya ingin berkuasa saja tanpa memiliki arah jelas tentang Indonesia yang lebih baik.
Sederhana
Sejarah juga punya tokoh yang dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana dan bersahaja. Sebut saja Hatta, Natsir, Agus Salim dan lainnya.
Agus Salim konon tidak pernah memiliki rumah dan harus berpindah-pindah rumah. Pernah di rumah kontrakannya yang atapnya bocor, Agus Salim mengajak anak-anaknya bermain kapal-kapalan ketika hujan turun. Ini adalah bentuk betapa nikmatnya Agus Salim menikmati hidup sederhana. Dengan mengajak anaknya bermain itu, Agus Salim mengajak anak-anaknya untuk belajar dan menikmati kesederhanaan tanpa merasa itu adalah kesulitan yang menyakitkan.
Natsir ketika menjadi perdana Menteri, konon pernah tinggal di rumah yang tidak baik kondisinya sebenarnya. Natsir bahkan hanya memakai mobilnya sesekali saja. Dia tidak gunakan mobilnya untuk urusan keluarga. Konon, Natsir pernah memakai jas jelek dalam sebuah acara. Ini adalah bentuk kesederhanaannya.
Kesederhaan bisa melawan budaya konsumtif. Pengaruh globalisasi yang tergolong negative adalah budaya konsumtif yang tidak bisa dibendung. Dimana hal yang tidak perlu menjadi sesuati yang begitu diingini. Kapitalisme modern berjuang keras menciptakan pasar yang gila. Dimana semua manusia dibuat untuk gila belanja.
Kesederhaan juga bentuk menghargai kerja keras. Kesederhanaan juga membuat banyak orang bisa membuat seseorang menghindari tindak kejahatan. Pola hidup sederhana yang berusaha memakai energi sesuai kebutuhan sebenarnya sangat mendukung gerakan penyelamatan dan penghematan energi dunia yang makin terbatas. Hidup sederhana juga membuat kita ikut terlibat dalam menanggulangi Global Warming.
Bagi Negara berkembang macam Indonesia, sikap sederhana menjadi sesuatu yang lebih layak daripada bermewah-mewahan. Beberapa tokoh besar, lebih bisa menikmati kesederhanaan. Sebut saja Mahatma Gandi, Hatta, Natsir dan lainnya.
Selama ini kesederhanaan diidentikan dengan kemiskinan. Sebenarnya tidak juga. Banyak orang kaya yang punya gaya hidup yang bersahaja dan sederhana. Banyak orang salah mengira dengan berpikir hidup sederhana dan prihatin adalah sebuah keterpaksaan. Hidup sederhana juga belum tentu ujud dari sikap kikir. Hidup sederhana pastinya adalah pilihan untuk bisa hidup lebih nyaman dan santai, bahkan bisa menyatu dengan alam.
Kaum Hippies di Amerika Serikat di tahun 1970an, justru berasal dari kalangan keluarga yang cukup berada. Mereka memilih menjadi Hippies, atau setidaknya separuh Hippies, karena jenuh dengan kehidupan mewah yang membosankan. Hippies tergolong kaum yang dekat dan berusaha mendekatkan diri pada alam. Mereka ikut menjadi penyelamat dunia. Mereka menyuarakan perdamaian dunia, ketika pemimpin dunia yang didukung orang yang suka bermewah-mewahan mendukung peperangan yang saling menghancurkan satu sama lain.
Mau Belajar untuk Menjadi Manusia Berilmu
Menguasai suatu ilmu adalah sebuah kebahagian yang besar manfaatnya dalam hidup. Ilmu, membuat seorang manusia menjadi berharga. Manusia berilmu adalah manusia yang memiliki peran dalam kehidupan. Ilmu pula yang menentukan peradaban dan jalannya sejarah Indonesia
Islam adalah salah satu agama yang begitu menghargai ilmu. Nabi Muhamad bahkan pernah bersabda, “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.” Islam sendiri pernah dikenal sebagai kaum yang berjasa pada perkembangan Ilmu pengetahuan. Dimana tokoh seperti Ibnu Khaldun, Ibnu Sina dan lainnya kemudian menjadi legenda ilmu pengetahuan juga. Setelah dikembangkan oleh orang-orang Islam, ilmu pengetahuan itu dikembangkan oleh orang-orang Barat lalu muncullah dunia modern. Dan akhirnya ilmu pengetahuan tidak lagi milik barat semata, atau islam semata, melainkan milik dunia.
Indonesia membutuhkan sosok-sosok orang yang berilmu dalam banyak hal. Indonesia membutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian dan bukan sekedar orang-orang bermental pegawai. Orang Islam percaya, banyak hal yang harus dilakukan dengan ilmu.
Karenanya belajar adalah hal penting. Wajib bagi generasi muda untuk mempelajari sebuah keterampilan maupun mendalami suatu bidang kajian. Bukan rahasia lagi jika dunia modern menuntut manusia yang memiliki keterampilan. Manusia modern adalah manusia yang menghargai keterampilan.
Sangat penting bagi pemerintah Indonesia mengembangkan lebih serius pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan di sekolah menengah sebenarnya sangat menguntungkan. Karena sejak dini, anak-anak Indonesia bisa memulai lebih dini untuk mempelajari apa yang menjadi minatnya.
Selama ini pemerintah Indonesia lebih banyak memperbanyak sekolah menengah umum ketimbang sekolah kejuruan tingkat menengah. Berpuluh tahun silam pernah ada sekolah kejuruan tingkat sekolah menengah pertama seperti Sekolah Guru Bantu (SGB), Sekolah Tehnik (ST), Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP). Di zaman Hindia Belanda pernah ada Ambachtschool (Sekolah tukang). Sekolah semacam ini sangat penting bagi anak lulusan sekolah dasar belajar keterampilan.
Keterampilan dan keahlian adalah hal tidak dianggappenting oleh penentu kebijakan Negara. Dalam dunia nyata yang dialami jutaan pemuda Indonesia, keterampilan dan keahlian apapun bentuknya sangatlah berharga untuk bertahan hidup bahkan membangun sebuah masyarakat. Pendidikan Indonesia selama ini hanya menekankan jenjang bukan keahlian ataupun keterampilan.
Dimata orang Indonesia, semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, maka orang tersebut akan semakin dihargai. Artinya pendidikan sudah selesai jika jenjangnya tinggi namun tidak pernah dihargai arti keahlian dan keterampilan. Sementara orang yang terampil dan ahli bukan orang yang layak dihargai jika pendidikan mereka rendah. Orang Indonesia nampaknya belum bisa hidup di alam nyata hingga kemampuan bertahan hidup tidak dianggap penting. Dimana prestis dan jenjang melebihi segalanya.
Ujud payahnya orang Indonesia yang tidak bisa menghargai pendidikan yang sebenarnya adalah pada penghargaan mereka terhadap bacaan. Tradisi membaca di Indonesia tergolong payah. Anak-anak SMA masa kini tergolong anak-anak yang miskin bacaan. Berbeda dengan anak-anak SMA di zaman Hindia Belanda. Entah dimana sebenarnya letak kemajuan pendidikan yang dimaksud pemerintah saat ini?
Di zaman Hindia Belanda, anak-anak Algemene Middelsbare School AMS atau SMA diwajibkan membaca sebanyak mungkin buku. taufik Ismail, sang pujangga 66 itu, pernah berujar ”AMS mewajibkan siswanya membaca 25 judul buku selama 3 tahun.”[2]
Kualitas lulusan SMA itu bisa terlihat dimasa tuanya. Dimana mentalitas anak-anak lulusan AMS nyaris tidak bisa dikalahkan sarjana lulusan masa kini.
Tradisi di kalangan mahasiswa masa kini pun memprihatinkan. Kultur SMA masih terbawa ke bangku kuliah. Banyak mahasiswa seolah tidak siap kuliah yang menuntut belajar mandiri. Mahasiswa masa kini lebih banyak terpaku pada diktat yang diberikan dosen. Dimana diktat dosen itu seperti kitab suci. Karena pertanyaan yang akan keluar tentunya hanya berasal dari diktat sang dosen.
Beberapa dosen pun rupanya hanya akan membenarkan jawaban yang keluar dari diktatnya saja, yang diluar itu disalahkan. Hal ini membunuh daya nalar mahasiswa yang menjadi didikan dosen tersebut. Hal ini justru membuat banyak mahasiswa makin malas membaca.
Kemalasan mahasiswa, maupun generasi muda lainnya, untuk membaca bisa berakibat fatal dimasa depan pada sebuah bangsa. Padahal jalan terbesar untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dengan membaca. Banyak ilmu yang terdokumentasikan dari buku, menyia-nyiakan buku sama saja dengan menyia-nyiakan Ilmu pengetahuan.
Kemalasan tentunya akan mengancam akan mandegnya dunia intelektual Indonesia. Hal ini bisa menjerumuskan Indonesia sebagai negara bar-bar yang tidak bisa menghasilkan sebuah peradaban yang membanggakan.
Berani Menjadi Pelopor
Banyak orang memilih menjadi pengikut dan hanya akan ikut-ikutan pada hal-hal yang menguntungkan saja. Tidak pernah terpikir betapa bangganya menjadi seorang pelopor yang akan dikenang dalam sejarah setidaknya. Kehadiran pelopor adalah penting dalam perubahan menuju kemajuan. Sebenarnya, kemajuan hanya milik kaum pelapor saja.
Akio Murata pendiri Sony adalah contoh orang yang berusaha menjadi pelopor. Dia adalah orang penting dibalik populernya walkman dua dekade silam. Akio memang berusaha menjadi menjadi pelopor. Dalam sejarah manapun hanya kaum pelopor yang mendapat tempat tempat mulia. Seolah tinta emas sejarah dunia hanya milik kaum pelopor.
Dalam sejarah Indonesia, kaum pelopor juga punya tempast mulia dalam sejarah. Kaum perintis kemerdekaan hampir selalu dipandang sebagai Bapak Bangsa. Tanpa seorang pelopor, tidak ada pergerakan nasional yang melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda di Indonesia, tidak ada pula Republik Indonesia. Dalam dunia usaha pun, tidak akan ada sebuah perusahaan besar tanpa ada pendirinya. Pelopor harus selalu ada dalam semua lini.
Menjadi pelopor tidak mudah. Tidak semua orang mau dan berani jadi pelopor. Sudah pasti, kebanyakan orang hanya ingin ikut arus yang bisa membuat mereka untung saja. Apapun yang terjadi, kaum pelopor adalah sebuah kebutuhan. Perubahan tidak bisa dihindari, siapa yang tidak berubah otomatis dianggap tertinggal.
Kondisi Indonesia yang banyak hancur disemua sisi membutuhkan banyak kaum pelopor. Harus ada yang berubah. Sikap mental kaum pelopor harus ditanam sejak dini. Dimana seorang anak dirahakan untuk menjadi orang-orang kreatif yang biasa melakukan, bahkan jika perlu menciptakan hal-hal baru.
Dibanding, bangsa Asia lainnya, Indonesia tergolong bisa menjadi bangsa pelopor di tahun 1945. ketika bangsa lain seperti Filipina, Malaya, Burma dan lainnya, masih belum bisa menentukan sikap sebagai bangsa merdeka, Indonesia sudah berani Proklamasi. Indonesia proklamasi tiga hari setelah pernyataan kekalahan Jepang pada Sekutu diatas kapal USS Missouri milik Angkatan Laut Amerika Serikat.
Bukti kepeloporan Indonesia yang lain adalah tampilnya Indonesia sebagai penggagas Koferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955. Dimana Indonesia memimpin Negara-negara di Asia dan Afrika yang baru merdeka untuk bisa menunjukan diri sebagai Negara-negara dalam kancah pergaulan dunia internasional. Indonesia bahkan mempelopori GANEFO pesta oleh raga Negara-negara yang tergolong Negara merdeka yang menolak imperialis pada 1962.
Sukarno, adalah satu-satunya Presiden Indonesia yang berjiwa pelopor. Konferensi Asia Afrika dan GANEFO adalah bukti kepeloporan Sukarno yang mengharumkan nama Indonesia. Indonesia kemudian menjadi Negara baru yang diperhitungkan. Indonesia adalah bangsa yang benar-benar bisa membuktikan dirinya merdeka ketika itu.
Indonesia juga tampil sebagai bangsa yang tidak ingin terjebak dalam Perang Dingin. Bersama Negara-negara yang menolak terlibat perang dingin lainnya, Indonesia aktif dalam gerakan Non Blok. Dimana tidak berdiri di belakang Blok Barat yang kapitalis imperialis maupun blok timur yang komunis tiranis.
Sayangnya, tidak lagi ditemukan sikap seperti Sukarno yang berjiwa pelopor pada diri pemimpin Indonesia masa kini. Pemimpin Indonesia masa kini tidak lebih dari pemimpin yang rela tunduk dibawah kaki bangsa adidaya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan dimasa Sukarno. Ironis sekali, Indonesia yang semakin berumur semakin tidak mandiri dan tidak mampu menjadi manusia berjiwa pelopor, padahal ketika masih baru berdiri Negara ini bisa menjadi pelopor.
Percaya Diri
Percaya diri bangsa Jerman pernah jatuh sedemikian parah setelah kekalahan dalam Perang Dunia I dan Perjanjian Versailles yang begitu menyakitkan. Namun Adolf Hitler, melalui buku Mein Kamft yang ditulisnya didalam penjara untuk pertama kalinya itu, berhasil menaikan harga diri bangsa Jerman. Dan dalam waktu singkat Jerman pun tampil sebagai bangsa hebat, walau harus kalah lagi dalam Perang Dunia II. Jerman tetap tampil sebagai bangsa yang masih dihargai karena kepercayaan diri mereka pasca naiknya Hitler. Jerma bahkan dianggap sebagai bangsa hebat oleh musuh-musuh yang mengalahkannya.
Bangsa Asia adalah bangsa yang terjajah dimasa yang lalu. Kepercayaan dirinya juga hancur sedemikian rupa. Nyaris tanpa harapan untuk menjadi bangsa merdeka. Hingga akhirnya Jepang mengalahkan Rusia. Segera, tidak hanya rasa percaya diri bangsa Jepang saja yang naik, bangsa Asia lain pun menjadi percaya diri untuk bisa menjadi bangsa bebas. Meski dominasi barat begitu kuat di dunia.
Kemenangan Jepang atas Rusia itu setidaknya telah mengangkat semangat juang kaum pergerakan di India, Filipina maupun Indonesia sendiri. Mereka tentu semakin bersemangat untuk berjuang. Mereka bahkan saling berhubungan satu sama lain dan saling bertukar pikiran untuk mencari strateginya masing-masing untuk bisa tampil menjadi bangsa merdeka dikemudian hari.
Rasa percaya diri begitu penting dalam hidup. Seorang seniman, pemimpin, aktivis maupun kaum terpelajar adalah kaum yang dituntut untuk percaya diri. Ini sudah harga mati. Dunia tidak mungkin dikuasai orang yang tidak punya rasa percaya.
Rasa percaya diri membuat seseorang berani melakukan apa saja. Termasuk merubah dan menguasai dunia. Rendah diri jelas sesuatu yang harus segera dihindari. Rasa rendah diri bisa dikarenakan banyak sebab baik dari lingkungan masyrakat, keluarga maupun disekolah.
Seorang anak yang mengalami tekanan luar biasa dalam keluarga akan terhambat rasa pecaya dirinya. Biasanya anak yang mengalami tekanan besar dari keluarganya akan menyimpan berbagai ketakutan yang tidak bisa berkembang di kemudian hari.
Ketika keluarga gagal, sekolah kemudian menjadi harapan tersisa untuk membangkitkan rasa percaya diri. Ini bukan tugas mudah bagi seorang guru untuk membuat siswanya yang selalu rendah diri untuk bisa sesekali percaya diri. Diperlukan proses yang lama. Buku sejarah tokoh hendaknya dijadikan bahan ujicoba untuk merubah rendah diri pada siswa tersebut menjadi sebuah rasa percaya diri. Prosesnya tentu tidak bisa cepat melainkan perlahan.
Pramoedia Ananta Toer adalah anak yang rendah diri semasa kecil. Dia begitu tertekan dan menjadi pemalu serta kurang percaya diri karena bayang-bayang ayahnya yang seorang guru pintar. Pramoedia awalnya merasa dirinya tidak ada apa-apanya dibanding ayahnya. Rasa rendah diri Pramoedia itu pelan-pelan berubah. Tidak ada yang mengarahkannya, dia hanya berani mengungkapkan banyak hal lewat tulisan sejak kecil. Tulisannyalah yang kemudian membentuk kepercayaan dirinya.
Para tokoh pergerakan membutuhkan rasa percaya diri luar biasa untuk bisa tampil dihadapan kalayak untuk menyampaikan ide dan cita-cita merdeka. Sukarno adalah orang yang layak diteladani soal percaya diri. Tidak bisa dipungkiri Sukarno adalah pemimpin dengan kepercayaan diri luar biasa di hadapan umum.
Ada sosok yang secara penampilan begitu luar biasa. Namun, ada juga tokoh yang memiliki kepercayaan diri luar biasa dalam menulis meski secara penampilan Hatta tergolong biasa saja.
Bertanggungjawab
Sangat penting untuk menjadi manusia yang bertanggungjawab. Manusia sebagai mahluk sosial menuntut sikap yang bisa menjaga kepercayaan satu dengan yang lain. Karenanya tanggungjawab sangat penting dalam menjamin kehidupan yang lebih baik.
Dimulai dengan bertanggungjawab pada diri sendiri. Menjaga tanggungjawab berarti menjaga kepercayaan dari bangak pihak. Jika pekerjaan diselesaikan dengan penuh tanggungjawab, maka keuntungannya akan bersikap jangka panjang. Akan banyak orang yang akan percaya dan keuntungan lain pun akan mudah didapat.
Banyak tokoh Indonesia yang memberikan contoh bagaimana bertanggungjawab. Contohnya, Des Alwi pernah dipercayakan oleh Hatta membawa buku sebanyak 16 peti dari Banda Naira ke Jakarta. Perjalanan itu begitu jauh dan dengan beban yang tidak kecil untuk bocah belasan tahun macam Des Alwi. Jika Des Alwi tidak bertanggungjawab, bisa saja buku-buku itu ditinggalkan. Hatta paling hanya marah saja dan tidak akan membunuhnya. Tapi tidak, meski dengan susah payah buku itu sampai juga di Jakarta. Padahal transportasi dimasa sulit dan jasa pengiriman sedang kacau. Tapi bocah belasan tahun bernama Des Alwi bisa bertanggungjawab pada 16 peti buku milik Hatta itu.
Di kalangan militer pada era 1980an. Semua prajurit TNI mengenal Jenderal M Yusuf, Menteri Pertahanan merangkap Panglima TNI. Dia begitu disayangi anak buahnya. Bentuk tanggungjawab Yusuf adalah dengan berusaha mensejahterakan prajurit TNI yang tersebar di pelosok Indonesia ditengah anggaran kesejahteraan prajurit yang terbatas. Namun Yusuf tetap berusaha memperbaiki kondisi prajuritnya.
Bentuk mutakhir dan besar dari rasa tidak bertanggungjawab adalah tindak korupsi. Seharusnya, uang Negara yang lewat ke tangan seorang pejabat harus dipertanggungjawabkan setiap rupiahnya. Namun banyak pejabat yang belum bisa memberi contoh bagaimana bertanggungjawab pada uang hasil keringat rakyat Indonesia.
Tanggungjawab, jika melalaikan akan berakibat fatal bagi seseirang. Dia akan memperoleh banyak sangsi, salah satunya sangsi social dengan hilangnya banyak kepercayaan padanya. Tanggungjawab adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Mandiri dan Berdikari
Berdiri diatas kaki sendiri (berdikari) adalah hal yang terlupakan. Istilah ini keras didengungkan oleh Sukarno dalam banyak pidatonya ketika dirinya menjadi Presiden Indonesia sebelum tahun 1965. Setelahnya berdikari hanya tinggal sebuah kata bagi jutaan orang Indonesia. Hanya segelintir orang yang ingat dan mengamalkannya.
Ketika zaman colonial Hindia Belanda, pendidikan umumnya selalu bergantung pada pemerintah colonial semata.. Suryadi Suryaningrat, lalu mendirikan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan universal yang segala operasional pendidikannya tidak tergantung pada pemerintah kolonial.
Keberadaan Taman Siswa adalah bentuk kemandirian pendidikan bangsa Indonesia. Sekolah-sekolah Taman Siswa tidak menggantungkan diri pada dana atau anggaran pemerintah colonial untuk mencerdaskan anak-anak Indonesia. Pemerintah Kolonial pernah berusaha menghancurkan Taman Siswa dengan orodonansi sekolah liar.
Untuk menjadi Negara yang merdeka sikap mandiri begitu perlu. Itulah mengapa Sukarno begitu keras menentang kelahiran Negara Malaysia yang didukung Inggris. Sukarno lebih menginginkan rakyat Malaya memerdekakan dirinya sendiri. Bahkan untuk itu, Sukarno bahakan siap untuk diam-diam mengirimkan militernya secara rahasia dan terbatas ke Malaya.
Berdikari, membuat seseorang tidak bergantung pada orang lain. Dimana orang itu menjadi kuat dan mampu bersaing dengan yang lain, termasuk yang lebih kuat darinya.
Sukarno adalah tokoh yang mengajarkan Indonesia sebagai bangsa mandiri. Efek kedepan dari silkap mandiri dan berdikari ini bisa membuat Indonesia sebagai bangsa Indonesia.
Sayangnya, berdikari ini tinggallah wacana yang tidak lagi diingat oleh orang-orang Indonesia. Hanya sebagian kecil orang Indonesia yang berusaha untuk berusaha untuk mandiri dan berdikari.
Ketergantungan menjadi hal yang tidak terhindarkan bagi Indonesia. Terutama dalam hal ekonomi. Yang paling mendasar adalah pertanian makanan pokok jutaan orang di Indonesia. Impor beras sangat merugikan petani Indonesia sejak zaman Hindia Belanda. Panen petani Indonesia dirusak dengan masuknya beras asing. Sangat penting untuk mendistribusikan dan menggunakan beras dalam negeri.
Bagaimanapun, Indonesia pernah mengirim beras ke India yang pernah dilanda kelaparan sekitar tahun 1946. Ada yang menyebut bahwa beras hasil petani Indonesia sebenarnya cukup untuk mengganjal perut orang-orang Indonesia sendiri. Impor beras dari luar sendiri seperti hal yang mengada-ada. Selama ini, pemerintah seolah kurang bisa melindungi petani. Padahal dengan mendukung petani, pemerintah sebenarnya bisa mendukung gerakan mandiri dan berdikari jika para petani benar-benar dilindungi pemerintah.
Mengajarkan sikap mandiri haruslah sejak dini. Dimana seorang anak diajarkan untuk bisa melakukan sendiri yang menjadi kebutuhannya. Memakai pakaiannya sendiri, mandi sendiri, makan sendiri tanpa disuapi, mengerjakan tugas pekerjaan rumahnya sendiri, dan lainnya.
Mengajarkan kemandirian juga butuh proses yang tidak pendek. Mengajarkannya pun tidak hanya dengan mendoktrin, melainkan dengan keteladanan. Seorang kakak yang mandiri bisa menjadi teladan baik bagi adik-adiknya. Mengajarkan kemandirian akan lebih baik jika memulainya di kalangan keluarga. Harapannya, sikap mandiri ini akan terbawa ke sekolah dan pergaulan.
Sikap mandiri membuat anak tidak terus bergantung pada orangtuanya. Anak mandiri akan siap, bahkan lebih siap untuk menghadapi dunia yang pernuh persaingan. Sikap mandiri bisa melahirkan sikap kreatif juga. Karena tidak mau tergantung pada orang lain, maka pikiran orang yang mandiri adalah berusaha memenuhi kebutuhan dengan tidak menggantungkan diri pada yang sudah melainkan dengan terobosan baru.
Sikap mandiri yang melahirkan terobosan baru dan menciptakan sumber hidup yang baru ini yang diinginkan oleh Sukarno. Jika sikap mandiri dan berdikari ini bisa dimiliki bangsa Indonesia, maka Indonesia bisa menjadi bangsa yang kuat dan tidak perlu sedikitpun bergantung pada Negara lain. Derajat dan nasib bangsa Indonesia secara ekonomis pun bisa maju.
Kesetiakawanan
Sebagai bangsa, Indonesia pernah mengirim beras ke India yang dilanda kelaparan. Ini adalah contoh besar bagaimana Indonesia sebagai bangsa pernah menjadi bangsa yang peduli pada negera tetangganya yang menderita. Kondisi politik Indonesia ketika pengiriman beras ke India itu bisa dibilang buruk.Sengketa antara Indonesia Belanda masih berlangsung
.
Kesetiakawanan juga yang membuat orang-orang Indonesia bisa merdeka. Kesetiakawanan begitu penting dalam perjuangan, termasuk dalam perjuangan kemerdekaan dulu. Dimana diantara pejuang berbagai banyak hal maupun saling melindungi satu sama lain.
Menanamkan rasa setiakawanan antar sesama juga harus dilakukan sejak dini. Dimana rasa setiakawanan itu bisa lahir dari teladan yang diberikan oleh orang tua. Dimana kemudian anak-anak akan menirunya.
Rasa setia kawan sebenarnya sudah dimiliki sejak lama. Sejak dulu rasa kekeluargaan orang-orang Indonesia cukup tinggi, jadi tidak heran jika rasa setia kawan bukan hal yang sulit. Rasa setia kawan ini paling mudah mudah tumbuh dalam sebuah kelompok.
Rasa setia kawan itu perlu terus dipelihara agar tercipta kerukunan dan masyarakat yang solid.
Mencintai Kemerdekaan
Sikap mencintai kemerdekaan tidak hanya berteriak soal kemerdekaan. Menghargai kemerdekaan diri adalah sebuah sikap positif bagi sebuah bangsa. Karena kemerdekaan telah mengorbankan banyak hal yang dimiliki orang-orang Indonesia.
Ada banyak pemuda di zaman revolusi begitu mencintai apa yang disebut kemerdekaan. Merdeka menjadi mimpi mereka. Hingga mereka melakukan apa saja dan berkorban apa saja demi sebuah kemerdekaannya.
Tidak hanya orang Indonesia, rupanya pernah ada anggota tentara Belanda yang membelot. Dia adalah H.J. Princen. Princen adalah pecinta kemerdekaan sejati yang konsisten. Dia pernah merasakan hidup tidak merdeka ketika Negeri Belanda diduduki tentara Jerman. Princen kemudian tidak bisa menerima ketika ada bangsa lain yang terjajah. Princen memilih membela Indonesia yang sedang berusaha dikuasai petinggi negaranya. Princen memilih berperang melawan kebijakan negaranya yang lalim.
Bukan hal mudah Princen bisa dituduh pengkhianat oleh tentara Belanda yang lain. Namun Princen tidak peduli dengan klaim pengkhianat yang akan diberikan oleh orang-orang karena berbeda sikap soal kemerdekaaan sebuah bangsa. Jadi, sebaiknya orang-orang Indonesia malu pada Princen yang keturunan Belanda tapi berjasa dan peduli pada Indonesia. Orang Indonesia harus belajar banyak dari Princen.
Rasa cinta pada kemerdekaan, bukan hanya ditunjukan dan diyakini Princen ketika zaman revolusi bersenjata saja. Princen adalah orang yang peduli pada masalah Hak Azasi Manusia (HAM). Ketika ribuan orang Indonesia membisu atas pembunuhan orang Indonesia yang dituduh komunis, Princen dan segelintir orang angkat bicara. Tetap saja orang-orang Indonesia lain tidak peduli.
Rasa cinta pada kemerdekaan juga pernah ditujukan dimasa Sukarno yang kerap menggandeng tangan Negara-negara lain yang baru merdeka. Banyak Negara-negara Afrika maupun Asia yang baru merdeka bersahabat dengan Sukarno. Sukarno bersahabat dengan Patrice Lamumba dari Kongo, Ho Chi Minh dari Vietnam dan lainnya. Bahkan Sukarno bersahabat dengan Fidel Caastro yang baru saja menggulingkan dictator Batista di akhir tahun 1950an.
Persahabatan dengan Negara yang baru merdeka adalah ujud rasa cinta pada kemerdekaan.Sukarno dan lainnya merasa kemerdekaan itu begitu mahal harganya. Banyak hal yang harus dikorbankan.
Sebelum masa Sukarno menjadi Presiden. Ribuan orang Indonesia berjuang mati-matian membela kemerdekaannya. Rasa cinta pada kemerdekaan yang sedemikian tinggi itu membuat mereka berkorban banyak. Mulai dari waktu, tenaga, pikiran, harta benda bahkan nyawa.
Hidup orang pergerakan kemerdekaan tidaklah mudah. Hidup mereka terus diawasi oleh Politieke Inlichtingen Dienst (PID) yang dianggap sebagai polisi rahasia yang mengawasi orang-orang pergerakan. Di negeri Belanda, orang-orang yang terlibat dalam pergerakan Nasionalhidupnya akan dipersulit pemerintah colonial. Bagi anak pegawai colonial, maka si orangtua mendapat perintah untuk mengehentikan kiriman biaya hidup maupun biaya kuliah.
Betapa rasa cinta kemerdekaan itu begitu mahal ongkosnya. Karenanya sangat penting bagi orang Indonesia untuk menghargai kemerdekaan. Bentu rasa cinta pada kemerdekaan adalah menikmati kemerdekaan dengan berusaha memperbaiki kehidupan masyarakat secara umum kearah yang lebih baik layaknya Negara merdeka. Dalam konstitusi Negara Indonesia yang begitu dibela sampai mati, Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Indonesia yang merdeka adalah Mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ciri bangsa merdeka selama ini hanyalah terbebasnya dari kekuasaan politis dari Negara asing. Pemahaman orang Indonesia akan kemerdekaan sendiri begitu rendah. Karena mereka hanya menganggap Indonesia sudah merdeka dari kekuasaan asing dan rasa cinta pada kemerdekaan tidak penting.
Pemikiran salah itu tidak pernah mengerti bahwa kemerdekaan bukan bukan berarti bergantinya penguasa Negara yang dulunya orang asing dengan orang Indonesia asli. Mereka melupakan ketergantungan Indonesia dan kepala Negara pada pemerintah asing. Apapun bentuknya, semua ketergantungan pada Negara asing bukanlah sebuah kemerdekan. Ketergantungan hanya dimiliki oleh bangsa terjajah. Bangsa yang merdeka tidak akan tergantung pada bangsa manapun.
Kemerdekaan sebuah bangsa terlihat dari kemerdekaan manusia bangsa yang bersangkutan. Bangsa itu rakyatnya pasti sejahtera dan bisa hidup sendiri tanpa tergantung pada bangsa lain. Rakyat bangsa itu tentu saja tidak sedang ataupun akan kelaparan selamanya. Rakyat bangsa itu juga tidak sedang dobodohi oleh siapa saja. Baikorlah bangsa asing maupun pemimpin bangsa tersebut.
Menghargai Sesama
Sikap menghargai sesama adalah halsulit bagi banyak manusia Indonesia saat ini. Dengan saling menghargai, kedamaian akan tercipta. Sikap saling menghargai perlu karena Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Selama ini pendidikan untuk menghargai orang lain lebih banyak sekedar teori di sekolah. Pelajaran untuk menghargai orang lain haruslah dilakukan dalam lingkungan yang lebih luas dimana anak berada.
Orang tua yang tidak bisa menghargai orang lain, akan menularkan pada anaknya sikap yang tidak bisa menghargai orang lain juga. Orang tua adalah orang yang lebih mungkin ditiru si anak. Bagaimanapun, orangtua adalah teladan dan kebanggaan yang kadang sering selalu ingin ditiru oleh anak.
Kemerdekaan Indonesia dibangun atas dasar rasa saling menghargai satu sama lain. Demi menjaga persatuan antara orang-orang Indonesia barat yang mayoritas muslim dan orang-orang Indonesia bagian timur yang diantaranya banyak yang nasrani., atau orang-orang Hindu di Bali, maka Sila Pertama dari Pancasila pun dirubuah kalimatnya. Kemudian sila pertama itu hanya berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bentuk rasa menghargai sesama yang lain adalah menghargai orang-orang yang berbeda latar belakang etnis, keyakinan bahkan ideologi. Ini bukan sebuah jargon melainkan kebutuhan karena Indonesia adalah negeri penuh keanekaragaman. Rasa menghargai perbedaan sangat perlu untuk menyelamat Indonesia dari segala perpecahan yang bisa terjadi kapan saja.
Bhinneka Tunggal Ika adalah jargon yang selalu di gaung-gaungkan. Nyatanya itu semua tingal jargon. Setiap tahun, selalu ada berita perkelahian antar kampong. Bahkan perkelahian antar pelajar juga kerap menjadi berita yang dikonsumsi publik tiap hari.
Jika rasa saling menghargai itu ada, maka berita perkelahian tidak ada. Di masyarakat, masih banyak orang-orang yang hanya ingin menonjolkan kelompok atau kaumnya, dan memojokan kelompok atau kaum lain. Maksud dari semua itu adalah kelompok atau kaumnya menjadi dominant diantara banyak kelompok. Hal ini sebenarnya mental penjajah yang barbar. Nafsu berkuasa yang tinggi tanpa mengindahkan kehormatan orang lain.
Keberagaman yang di miliki membuat sikap saling menghargai satu dengan yang lain begitu perlu. Menyatukan dan menjaga perasaan berbagai etnis dan keyakinan bukan hal mudah. Keberagaman bisa menjadi sebuah kekayaan yang membanggakan bagi yang bisa merespon perbedaan secara positif. Namun juga bisa menjadi malapetaka mengerikan jika rasa penghargaan pada yang berbeda tidak ada.
Sikap menghargai antar umat beragama maupun antar etnis yang berbeda menjadi mutlak. Pendidikan saling menghargai begitu penting untuk diberikan sejak dini. Pendidikan untuk menghargai perbedaan ini bukan tanggungjawab sekolah semata. Melainkan melibatkan banyak elemen.
Orang-orang Indonesia tentu tidakingin Indonesia bernasib seperti bekas-bekas Negara Yugoslovakia yang pecah dan hancur setelah kematian Yosef Bros Tito—Presiden Yugoslovakia yang berhasil menyatukan Negara-nagara Balkan dalam Yugoslovakia. Namun, setelah kematian Tito, persatuan itu selesai juga. Parahnya, perpecahan itu diikuti kerusuhan antar etnis yang memakan banyak korban.
Masalah kerusuhan etnis maupun agama pernah dialami Indonesia satu dekade silam. Bayangan konflik antar etnis dan agama itu akan terus terjadi di Indonesia. Jadi rasa saling menghargai begitu diperlukan untuk seterusnya, tidak bisa tidak.
Cinta Damai
Dimasa lalu, orang-orang Indonesia adalah orang-orang yang juga bisa saling menghargai. Konon, pernah ada orang asing yang berkunjung ke nusantara (Indonesia) dimasa masa lalu. Dimana orang itu melihat orang-orang Indonesia itu adalah orang yang damai. Kedamaian itu ada karena adanya rasa saling menghargai sesamanya di dalam masyrakat.
Indonesia pernah disebut sebagai Nusa Damai. Sebuah gugusan kepulauan yang damai. Sebutan itu berasal dari orang-orang asing. Banyak orang asing yang jatuh cinta pada dengan keindahan dan kedamaian di Nusantara pada masa lalu. Orang Indonesia harus tahu siapa Nyi Ketut Tantri. Orang Amerika yang jatuh cinta pada keindahan dan kedamaian di nusantara. Nyi Ketut Tantri, yang orang asing itu, merasa nyaman dan tanpa terasa dia pun seolah orang Indonesia juga. Dia juga ikut berjuang membantu kemerdekan Indonesia. Dia pernah menulis Revolusi di Nusa Damai.
Indonesia sebagai Negara yang damai memang kerap terganggu kedamaiannya karena sikap egosentris sebagaian kalangan. Apapun alasannya menyulut sebuah peperangan adalah kesalahan fatal. Perang saudara juga berkali-kali terjadi di Indonesia dan hal ini kerap ditutupi oleh pemerintah. Selalu hanya digambarkan Indonesia sudah cukup damai namun tidak pernah orang Indonesia mau diarahkan untuk belajar dari kesalahan untuk terus menjaga rasa damai itu.
Tradisi kekerasan di Indonesia harus sesegera mungkin ditinggalkan. Perkelahian antar kampung menjadi hal yang tidak bisa dihindari dimasa kini dan dimasa lalu. Sangat sulit merubah tradisi perang antar kampung itu. Nyatanya, selalu ada alasan bagi orang-orang Indonesia untuk berkelahi. Jika sebelumnya beda kampung musuh, maka sekarang muncul beda klub sepakbola favorit juga bisa menjadi musuh. Permusuhan pun bisa ditimbulkan dari hal sangat sepele namun kemudian dibesar-besarkan.
Menciptakan kedamaian bisa dimulai dari sikap saling menghargai sesamanya. Dimulai dari lingkungan kecil, baik keluarga atau dengan tetangga. Rasa damai sebenarnya memberi banyak kenyamanan dalam menjalani hidup sehari-hari. Segala urusan bisa lancar bahkan banyak kemajuan yang bisa dicapai bila damai tercipta.
Belajar dari Kesalahan
Bersalah adalah hal yang memalukan. Hingga semua yang salah selalu dicaci-maki dan ejek. Hingga mental orang yang bersalah itu jatuh dan tidak bisa bangkit lagi. Sementara itu, di lain waktu orang lain mengulang kesalahan itu, diantara yang melakukan kesalahan itu aalah orang yang sebelumnya mencaci maki dan mengejek orang yang bersalah.
Kesalahan hanya menjadi hal yang dihindari. Seseorang memang tidak boleh salah, namun bersalah kadang menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Karenanya, sangat penting untuk belajar dari kesalahan.
Selama ini orang Indonesia hanya baru bisa saling menyalahkan orang lain dan selalu merasa dirinya paling benar serta tidak pernah salah sedikitpun. Mencari kambinghitam pun menjadi tradisi bangsa Indonesia, tanpa seorang Indonesia pun yang sadar. Jarang ada orang yang dengan mantap bilang, “saya salah.” Dan orang tersebut mengemukakan apa alasan kesalahannya. Jika bersalah orang akan memilih diam seribu bahasa. Kebanyakan orang Indonesia tentu akan semakin menyalahkan orang yang bersangkutan habis-habisan.
Orang bersalah bukan untuk dihakimi. Orang bersalah harus dibantu agar dia bisa memperbaiki kesalahannya. Sementara itu, orang-orang lain pun belajar dari kesalahan orang lain itu agar dia tidak melakukannya. Yang kerap terjadi adalah kesalahan yang sama selalu berulang. Tidak jarang kesalahan yang sama itu lebih fatal daripada yang pernah terjadi sebelumnya.
Orang-orang Belanda, yang pernah menjajah Indonesia pernah bilang, “seekor keledai tidak pernah jatuh pada lubang yang sama.” Artinya seekor keledai, bintang yang paling diangap bodoh pun tidak akan jatuh pada lubang yang sama. Sangat ironis jika manusia yang jelas-jelas lebih berakal daripada seekor keledai bisa jatuh pada lubang kesalahan yang sama.
Sejarah dunia memang punya fakta bahwa orang-orang penting yang berpengaruh kelas dunia pun kerap melakukan kesalahan yang sama. Hitler yang dianggap hebat pun pernah dan jelas-jelas mengulang kesalahan Napoleon dengan menyerang Rusia di musim dingin. Musim dimana pergerakan pasukan Napoleon begitu kacau karena salju. Hingga akhirnya membawa pasukan Perancis pimpinan Napoleon dalam kekalahan luar bisa. Hitler pun mencoba menyerang Rusia di musim yang sama. Meski pasukan Jerman kuat, tetap saja salju dan udara dingin membunuh mereka pelan-pelan. Betapa fatal jika kesalahan fatal itu diulang.
Kesalahan fatal yang selalu dulang pemimpin atau raja di Indonesia adalah, mereka hanya mementingkan tahtanya saja. Mereka tidak pernah berpikir untuk menjaga keutuhan Negara yang pernah dibangun leluhurnya. Contoh saja Pangeran Puger, Sunan Surakarta pertama yang rela bekerjasama dengan VOC Belanda dengan boleh membiarkan VOC mencampuri urusan kerajaan agar dirinya berkuasa. Atau Sultan Haji dari Banten yang rela bekerjasama dengan VOC agar bisa berkuasa dengan merebut tahta dari ayahnya.
Kaum pergerakan Indonesia telah memberi contoh pada bangsa Indonesia tentang bagaimana belajar dari kesalahan. Karena kekalahan yang sering dialami kaum pejuang yang berontak melawan pemerintah kolonial dengan cara kekerasan, maka kaum pergerakan nasional menempuh jalan berbeda. Tidak lagi dengan cara kekerasan, melainkan dengan cara yang lebih intelek. Melalui jalan damai dan organisasi yang lebih modern.
Perjuangan tidak lagi dengen bedil dan klewang seperti pada masa sebelumnya. Melainkan dengan mencerdaskankan orang-orang Indonesia sendiri dengan mendirikan sekolah bagi anak-anak dan mengadakan perkumpulan untuk menyatukan banyak orang dalam perjuangan melawan pemerintah kolonial.
Sangat penting untuk menekankan pada generasi baru Indonesia untuk belajar dari sejarah agar kesalahan yang terjadi di masa lalu tidak terulang. Hal ini bisa dimulai untuk tidak mengkambinghitamkan orang lain, melainkan bertanya mengapa kesalahan terjadi, lalu bersama-sama mencari solusi memperbaiki kesalahan itu dan berusaha agar kesalahan itu tidak terulang lagi di kemudian hari.
Terdengar begitu Utopis memang, tapi itulah yang yang harus dimiliki oleh orang-orang Indonesia jika Indonesia ingin terus ada dan maju. Hanya perlu berjuang dan berusaha untuk menjadi baik. Bukan mengeluh dan menunggu keajaiban. Jatah keajaiban untuk Indonesia sudah habis
Catatan
[1] lagu ini milik band Dewa19, dalam album Bintang Lima yang dirilis tahun 1999.
[2] Zein anwar maulani, Melaksanakan Kewajiban Kepada Tuhan dan Tanah Air: Memoar seorang Prajurit TNI, Tangerang, Daseta, 2005. hlm. viii.
[3] Pemimpin Pemberontakan Minoritas Warsawa tutup Usia, http://erabaru.net/top-news/38-news3/5547-pemimpin-pemberontakan-minoritas-warsawa-tutup-usia
[4] Lihat film The Pianist. sebuah film yang diproduksi pada tahun 20002 yang disutradarai oleh Roman Polanski dengan bintang utama Adrien Brody yang berperan sebagai Wladyslaw Spilzman. Film ini diinspirasi dari sebuah memoir karangan Wladyslaw Spilzman, seorang pianis Yahudi Polandia. Film ini juga mendapatkan anugerah Palme d'Or di Festival Film Cannes. Dan juga mendapatkan Penghargaan Oscar. Dalam Film ini pemberontakan orang Yahudi di Warsawa disinggung sedikit menjelang bagian terakhir film.