Rabu, Maret 30, 2011

KNIL Bikin Rusuh Alun-Alun Malang

ARSIP membawa kami ke Malang. Beberapa nama cukup menarik untuk ditelusuri. Arsip itu adalah tentang perkelahian serdadu KNIL dengan TNI[1] pada sore hari 23 Januari 1950. Di hari yang sama, namun pada pagi harinya, terjadi pula kerusuhan di kota Bandung. Dimana Letkol Lembong, salah seorang perwira penting Siliwangi tewas ketika akan memasuki kantornya.

Lokasi tewasnya Lembong itu kemudian dijadikan Museum Mandala Wangsit dan jalan di depan museum itu pun dinamakan Jalan Lembong.[2] Perkelahian KNIL dengan TNI di Malang tidak terlalu dikenal seperti Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) Westerling yang menewaskan Lembong dan prajurit TNI lain.[3]

Serdadu Yang Kalah

Bermula dari pelanggaran lalu lintas oleh serdadu KNIL dari suku Ambon di depan Bioscoop REX. Serdadu KNIL itu lalu ditegur Polisi Lalu Lintas (Indonesia) yang sedang bertugas. Si serdadu KNIL tidak terima dan memukul si polisi lalu lintas itu. Polisi pun berusaha lari menghindar. Tidak lama, anggota TNI datang dan ikut menegur KNIL itu.

Konon, si serdadu KNIL berusaha merampas senjata milik TNI yang menegurnya. Senjata milik TNI itu pun meletus. Arah tembakan ke udara, nampak sebuah peringatan. Kemudian tembak menembak terjadi.Kondisi makin mencekam. Setelah serdadu KNIL dalam jumlah cukup besar datang dari arah timur laut Alun-Alun Malang.[4]

Mereka melintasi Bioscoop Rex. Ada yang dari Utara dan Selatan.. Dan orang-orang yang berada di lokasi tersebut berhamburan ketakutan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 Sore.

Seorang serdadu KNIL bersenjata BREN GUN memasuki Bioscoop dan berteriak, “mana TNI? Saya mau minum darahnya” Tidak ada yang menjawab. Menurut saksi mata, orang KNIL itu berasal dari suku Ambon dan berwajah bengis dan sombong. Dia tampak kesal pada TNI.

Di dalam sebuah Bioscoop, terdapat beberapa serdadu KL[5] “bule.” Mereka tidak ambil pusing dengan keributan itu. Seorang dari KL itu malah menyarankan kepada orang orang-ornag lain di sekelilingnya untuk tenang. Dia bahkan berkata, “sudah merdeka.” Sayangnya, orang KL yang cinta damai dan rindu rumah itu harus tertembak ketika menyebrang jalan dari GLOBE ke Hoen Kwee Huis (yang terletak di seberang Bioscoop REX.

Orang-orang KL, banyak yang menyambut gembira kekalahan Belanda yang harus angkat kaki dari Indonesia. Mereka ingin secepatnya pulang dan bebas dari wajib militer konyol yang memaksa mereka menembaki pejuang Indonesia yang ingin merdeka. Berbeda dengan orang-orang KNIL yang lebih bernafsu mengalahkan TNI.

Orang-orang makin ketakutan dan memasuki ke Restoran Tionghoa. Yang letaknya bersebelahan, disisi utara Bioscoop. Ada pula yang bersembunyi di dalam Hotel Tong A, disisi selatan REX. Ketegangan mereda sekitar pukul 19.30 malam. Seorang penjaga sepeda di restoran, melaporkan 30 sepeda pancal hilang ketika kerusuhan terjadi. Beberapa orang juga terluka dan tewas karena aksi gila KNIL yang kalah perang itu. KNIL, dikenal oleh orang Indonesia karena sikap temperamental mereka, ditambah kebiasaan menegak alkoholnya.[6]

KNIL ditahun 1950 terlihat seperti tentara kalah perang. Dan TNI tampil sebagai pemenang secara politis. Mereka nampak frustasi. Pilihan yang disodorkan pada mereka juga tampak kurang menarik. Pilihan masuk TNI juga bisa membuat mereka jadi miskin karena gaji mereka di TNI jelas sangat kecil. Meski akan ada kenaikan pangkat.[7]

Mencari Bioscoop REX

Bioscoop REX pun menjadi titik yang harus kami cari di kota Malang. Tidak banyak yang kami tahu soal Bioscoop REX dan bangunan lain disekitarnya. Alun-alun adalah petunjuk utama pencarian.

Sore hari, pukul 15.30, 19 Maret 2011, kota Malang baru saja diguyur hujan. Kami segera memasuki Alun-alun. Dari titik awal, alun-alun, setiap gedung diamati satu persatu. Banyak gedung baru mengelilingi alun-alun. Biasanya adalah Pusat Perbelanjaan. Bangunan lama yang tersisa adalah kantor pemerintahan, gedung pelayanan umum atau tempat ibadah.

Segera terlintas dalam pikiran bagaimana bentuk bangunan bioscoop zaman kolonial. Teringat Metropole dan Rivolli di Jakarta. Selalu ada menara yang menyambung dengan gedung utama. Ternyata sulit sekali. Saya sempat mengira jika Bioscoop REX, Hotel Tong A, restaurant Tionghoa tempat orang bersembunyi berada di barat daya alun-alun. Ternyata perkiraan salah.[8]

Dari orang-orang yang ditanyai, ternyata Gedung NIAGA CIMB, dulunya adalah Bioscoop REX yang sempat bernama Bioscoop RIA. Hanya itu yang ditemukan. Sementara, Hotel Tong A, restaurant Tionghoa dan Bioscoop Globe belum ditemukan. Bangunan Bioscoop sendiri sudah sedikit berubah. Jadi rekonstruksi total soal

Karenanya, sulit mengetahui dimana serdadu KL yang akan dipulangkan ke Neegeri Belanda itu ditembak.. Entah peluru siapa yang mengenai serdadu KL yang sial itu? KNIL atau TNI?

Tempo Doeloe

Beberapa tempat berusaha mempertahankan nuansa tempo doeloe. Beberapa bangunan lama di Malang masih ada. Beberapa masih difungsikan. Beberapa tidak terawat dengan baik. Tidak terlalu mengerikan.

Beberapa warga Malang, berusaha meramaikan Malang dengan gaya Tempoe Doeloe. Setiap tengah tahun, sekitar bulan Mei, diadakan Festival Malang Tempo Doeloe. Dimana banyak anak muda dengan gembira memakai pakaian adapt atau pakaian orang-orang Tempo doeloe.

Festival ini sebenarnya secara tidak langsung bisa ikut mengajak seluruh warga kota Malang, bahkan juga para pengunjung kota Malang untuk ikut melestarikan budaya Tempo Doeloe. Tanpa disadari, Festival Malang Tempo Doeloe membuat orang rindu akan nuansa zaman lampau. Kerinduan itu itu bisa mereka salurkan dengan tidak merubah bangunan lama dengan baru yang ada di kota Malang. Bahkan bisa jadi akan ada yang merenovasi bangunan lama tanpa meninggalkan nuansa Tempo Doeloe-nya.

Nuansa Tempo Doeloe sebenarnya bisa dijadikan dagangan yang menarik. Cukup baik untuk menampung orang-orang yang sudah bosan dengan mall atau tempat hiburan modern lainnya. Nuansa Tempo Doeloe yang terjaga akan membuat suatu kota sebagai kota yang lebih berbudaya, daripada kota yang terlalu berambisi dengan modernitas tanpa memikirkan rasa seni dan kearifan lokal. Bisa dibilang, Malang masih punya banyak cagar budaya dan bangunan-bangunan tua. Meski Malang juga terus berkembang menjadi kota modern..

. Seperti Es krim Ragusa di Jakarta, di Malang ada restoran Toko Oen. Konon, toko ini sudah ada sejak 1930. Menunya lama, es krimnya, nampaknya masih punya rasa tempo doeloe. Namun saya tidak sempat mencicipinya. Mungkin lain kali. Artinya, Es Krim itu, sudah ada ketika serdadu-serdadu KNIL yang sedang frustasi itu bikin ribut di Alun-Alun Malang.

Dari Alun-Alun Malang yang rindang, masih bisa dinikmati beberapa bangunan tempo doeloe di sekitarnya. Mulai dari gereja, kantor pemerintahan, hotel, kecuali tempat perbelanjaan yang sama sekali tidak ada nuansa Tempo Doeloe-nya sama sekali. Jika anda ada uang lebih di kantong, Anda bisa mengunjungi Toko Oen. Mungkin anda akan kembali ke zaman kolonial jika mencicipi es krimnya.

[1] KNIL: Koninklijk Nederlansche Indische Leger (tentara Kerajaan Hindia Belanda). TNI: Tentara Nasional Indonesia.

[2] Lembong dikenal sebagai Adolf Lembong. Ada yang menyebut dia adalah bekas Heiho (pembantu tentara Jepang) yang kemudian menjadi tentara sekutu. Bersama tentara Amerika dan gerilyawan Filipina, Lembong terlibat dalam aksi gerilya melawan tentara Jepang di Filipina. Ketika Jepang kalah, Lembong dipulangkan ke Indonesia sebagai anggota KNIL. Dia kemudian bergabung dengan Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) dan ikut membangun KRIS sebagai lascar dan kesatuan militer yang tidak ada bedanya dengan tentara (TNI) regular.

[3] Soal peristiwa APRA lihat Seri Laporan dari jawatan Kepolisian Negara Bagian Pengawasan Aliran Masyarakat (PAM) beserta lampirannya mengenai Aksi Westerling. (Desember 1949- Januari dan Maret 1950). Koleksi Arsip (RAS) Kabinet Perdana Menteri RI Yogya no: 129.

[4] Bisa jadi serdadu KNIL itu datang dari tangsi mereka di daerah Rampal. Di zaman colonial Rampal sudah menjadi tangsi Batalyon XIII. Suharto sendiri pernah ditugaskan di Batalyon ini.

[5] KL: Koninklijk Landmacht (Angkatan Darat Kerajaan Belanda). KL yang ditugaskan ke Indonesia adalah pemuda wajib meliter yang enggan bertempur. Mereka tidak mau menjadi tentara pendudukan seperti NAZI

[6] Laporan Tentang Insiden pada tanggal 23 Januari 1950. Seri Laporan dari jawatan Kepolisian Negara Bagian Pengawasan Aliran Masyarakat (PAM) mengenai Insiden antara KNIL dengan TNI di Surabaya. Lampiran (Januari, Februari, maret, Juni, Juli 1950). Koleksi Arsip (RAS) Kabinet Perdana Menteri RI Yogya no 130.

[7] Lampiran Pengakuan Tuan Korro. Laporan Pengawas Aliran Masyarakat kepada Kepala Polisi Keresidenan Bogor di Bogor Tanggal 5 Juli 1950. No: 84/rahasia. (Seri Laporan dari jawatan Kepolisian Negara Bagian Pengawasan Aliran Masyarakat (PAM) mengenai Insiden antara KNIL dengan TNI di Surabaya. Lampiran (Januari, Februari, maret, Juni, Juli 1950). Koleksi Arsip (RAS) Kabinet Perdana Menteri RI Yogya no 130).

[8] Perkiraan saya yang salah itu : Hotel Tong A adalah Hotel Riche sekarang dan Restoran Tionghoa adalah Restoran Toko Oen. Restoran Toko Oen memang sudah berdiri sejak 1930. Saya sempat mengira erdadu KL itu saya kira tewas di Barat Daya Alun-Alun.

Tidak ada komentar: