"Sejarah akan bicara dari mulut anak-anaknya. Sejarah ada karena manusia ada. Hingga akhir dunia sejarah akan tetap ada."
Sabtu, Mei 16, 2009
Dosa Mengejar Soumokil
Soumokil akhirnya tewas juga dihadapan regu tembak. Mungkinkah dia kualat pada walter Manginsidi yang belia itu.
Aku menemukan foto2 seram dua minggu lalu di http://republikmaluku.multiply.com/photos/album/3/Mr.Dr.Chr.Soumokil Reaksiku, kaget, senang, dan tentu saja menyeramkan. Selain, Soumokil yang narsis lewat foto. Banyak juga foto persidangan, foto penahanan dan foto eksekusi matinya.
Soumokil, dalam sejarah Indonesia, dicap pengkhianat dengan Republik Maluku Selatan (RMS)nya. Dia dianggap pro Belanda, ketika revolusi kemerdekaan. Tuntutan mati, yang sukses, atas diri Walter Manginsidi, adalah karyanya. Soumokil menjebloskan Manginsidi, si gerilya muda pro republik ke hadapan regu tembak, dengan alasan pengacau di Makassar.
Soumokil seperti dikejar dosa. kegagalan Andi Azis, yang berontak di Makassar, membuatnya lari ke Maluku. Masuknya tentara republik (TNI), berbahaya bagi posisinya, dia mungkin akan dituntut balik oleh orang2 pro republik atas kematian Manginsidi. Di Maluku Selatan, ada sebuah kesempatan untuk menjadi pejabat yang tidak perlu tunduk pada republik Indonesia, juga untuk menghindari diri dari dosa.
Soumokil, akhirnya pulang juga ke tanah Nenek Moyangnya. Dia lahir dan besar sebagai "Belanda Itam" di zaman kolonial. Gelijkgesteld, membuatnya jadi Belanda Itam, yang tentu berbeda dengan orang-orang pribumi biasa. Soumokil adalah pemuda beruntung, karena pernah kuliah hukum di Leiden, Belanda. Lepas kuliah, hidupnya tambah nyaman lagi, tapi tidak di zaman Jepang, dia jadi tawanan tentara jepang.
Zaman kemerdekaan Indonesia, mimpi buruknya dimulai. Tanda zaman suram membayanginya. Karena dia "Belanda Itam" dia pun pilih menolak Republik--hingga akhirnya memproklamasikan RMS. Kematian Manginsidi adalah dosanya, dan dosa mengejarnya.
Nasibnya pun tak jauh beda dengan Manginsidi, mati dihadapan regu tembak.Bedanya,jika Manginsidi di hadapan regu tembak Tentara Belanda, maka Soumokil ditembak oleh TNI. Intinya, nasib keduanya tragis.
Satu perbedaan lagi, Manginsidi jadi pehalawan yang harum, maka Soumokil sebaliknya. Namun di sebuah tempat di negeri Belanda sana, Soumokil mungkin dianggap pahlawan oleh generasi2 RMS.
(Foto kematian Soumokil, akan terabadi, dan jadi pelajaran.)
Langganan:
Postingan (Atom)