Selasa, Juli 23, 2013

Jungschlager dalam Proses Verbal

Berdasar KMB, KL angkat kaki dari Indonesia dan  KNIL bubar dan musuh pemerintah berkurang. Namun, ada orang Indo dan Belanda yang masih melawan diam-diam.

Berikut ini adalah petikan dari proses verbal atas peradilan Jungschlager. Dia didakwa melakukan gerakan melawan pemerintahan. Gerakannya terkait dengan kelanjutan gerakan APRA Westerling yang sebelumnya gagal total. Jungschlager adalah contoh kontrarevolusi yang tampaknya ingin menjaga kepentingan ekonomi kelompok anti pemerintah yang diantara Indo Belanda bahkan Belanda totok. 
Jungschlager dalam persidangan

Tentang Jungschlager
Nama lengkapnya, Leon Nicolaas Hubert Jungschlager, kelahiran Maastricht (Limburg)1904. Dia tinggal di Jalan Pegangsaan 33, Jakarta. Dia lama bekerja di KPMsebagai Chef Nautische Dienst. Jungschlager  tidak memiliki tempat tinggal tetap sebelum1930. Dia pernah berdiam di Makassar pada 1930. Di Surabaya 1934. Jungschlager  sempat cutipanjang ke Belanda pada 1935. Dan kembali ke Negeri Belanda lagi untukmengambil kapal de Tegelberg. Jungschlager  tidak berkeluarga karenanya dia tidak punyatempat tinggal tetap.baru tahun 1938, Jungschlager  dan keluarganyamenetap di Jakarta.[1]
Akhir 1941,Jungschlager masuk AU Belanda (MLD) di Surabaya. Februari 1942, Jungschlagerikut menyingkir ke Australia. Jungschlager tinggal selama 6 sampai 7 minggusebelum akhirnya berangkat ke Amerika bersama serombongan calon penerbang MLD.
Januari 1944,Jungschlager tidak lagi di Amerika. Dia ditempatkan pada Squadron Belanda diDarwin selama enam bulan. Setelah itu ditempatkan di squadron pemburu 121 dicanberra. Antara April dan Mei, Jungschlager ditempatkan di Marauke, Papua.Antara September dan Oktober, Jungschlager ditempatkan di Camp Colombia,Brisbane pada NEFIS (Netherlands Forces Intelligence Service).  
Antara Oktoberdan November 1945, Jungschlager datang lagi ke Jakarta sebagai Letnan Satu ALyang diperbantukan di NEFIS. Tahun berikutnya pangkatnya Kapten Angkatan Laut.Jungschlager, sebagai perwira Angkatan Laut bekerja langsung dibawah komandoJenderal Spoor dan Admiral Pigke. Jungschlager bahkan dianggap sebagai DirekturNEFIS setelah pada 1946 Spoor menjadi Legercommandant semua tentara Belanda diIndonesia. [2]

Bersekutu dengan DI
DI adalah sekelompok orang-orang yang tidak puas dengan Republik Indonesia,karenanya mereka kemudian memproklamasikan DI/TII. DI didirikan olehKartosuwiryo yang merupakan proklamator sekaligus imamnya. Pengaruh DI awalnyahanya di Jawa Barat. Pengaruhnya, kemudian menyebar ke jawa tengah sebagaidaerah yang dekat dengan jawa Barat. Belakangan, pengaruhnya masuk ke beberapadaerah seperti Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Kartosuwiryo, dulunya adalah seorang tokoh pergerakan juga. Dia pernah menjadimurid dari HOS Cokroaminoto, seorang tokoh pemimpin SI dan pergerakan panislamis yang begitu dihormati dizamannya. Dia dianggap guru bagi tokohpergerakan macam Sukarno, Semaun, Musso dan juga Kartosuwiryo.

Aksi-aksi Jungschluger
Setelahpengakuan kedaulatan, Jungschlager melakukan gerakan bawah tanah menentangRepublik dengan menyediakan dan mengirim senjata,pakaian, makanan dan lainnyakepada gerombolan bersenjata seperti NIGO, White Eagle, Nederland zalHerrrijzen (NZH).[3]
Motman adalah Staf NIGO. Iamengadakan hubungan dengan DI.  Sekitar15 Januari 1950, dia atas suruhan Jungschlager mengirim ke Pelabuhan 3 petipeluru dan 6 peti makanan. Permulaan Maret 1950, Motman menerangkan bahwadaerah perlawanan NIGO dibagi jadi tiga.[4]Sekitar bulan Maret itu juga, Jungschlager menerima uang sebesar Rp 125.000untuk diserahkan kepada Brouwer dan Hadji Achmad. Keduanya orang NIGO. Selainuang itu, 164 pucuk senapan juga diterima untuk diberikan kepada KolonelTompson. Jungschlager juga memberikan uang sebesar Rp 60.000 kepada Motman yangberasal dari onderneming Tjikasungka (Tangerang Selatan). Pertengahan Mei 1950,Motman diperintahkan untuk mengambil 1 zender 3 HT dan 2 lichtaggregaat dirumah Mayor van Buren di Bogor,  untukdiserahkan pada Kapten Schmidt di Cidaun.
Ada rencana akan ada penyeranganterhadap TNI di Garut, Bandung dan Jakarta. Schmidt akan menjadi komandanoperasi NIGO. Basis NIGO nantinya adalah Jakarta dimana semua uang NIGO ada diJakarta.  Manoch, seorang anggota NIGO,juga mendapat perintah untuk menghancurkan gedung Kabinet Presiden di Jalan Merdeka Utara dengan bom. Tapi Manochkemudian tidak berani memasuki gedung itu karena dijaga ketat oleh pasukanpengawal Presiden yang dipimpin Mangil.
Ada rencana untuk menjatuhkanbantuan peluru, senjata dan lainnya kepada NIGO dari pesawat terbang denganpayung.  Pada Juli 1951 ada empatpeti  senjata yang akan dikirim kePalembang. Mei 1951 juga ada pengiriman ke Jambi. 
 Jungschlager juga memimpin NZH yang menghimpun bekas lurah atau kepala kampung dizaman pendudukan tentara Belanda. Mereka mendukung pemerintahan Federal yangberusaha diterapkan NICA pimpinan van Mook. Gerakan NZH nampak seperti gerakanlegal.[5]

Penerus gerakan Westerling
Bagi Manoch, Schmidt bukan orangbaru. Sejak 1940, ketika Manoch menjadi militie soldaat, Schmidt adalah atasanManoch.[6]Manoch pernah menjadi sopir Kapten Westerling. Manoch menceritakan tentang dropingenyang dilakukan Jungschlager. Dimana bantuan senjata
Organisasi gelap macam NIGO, WhiteEagle, NZH dan lainnya bermaksud menentang RI (RIS) dengan segala cara.Organisasi ini kerap menyelundupkan dan membagi senjata mereka pada musuh RI.Senjata itu didatangkan dari Singapura. Dimana pasar gelap senjata berada.Senajta itu lalu dimuat dalam kapal-kapal General Motor yang biasa dipakaiuntuk membuang kotoran ke laut, melewati Kampung Melayu (Tangerang) atauCilincing. Ada juga senjata yang mereka dapat dari gudang NMM.
Sebelum Bandung diserbu olehpasukan APRA Westerling, pernah diambil senjata-senjata dari dump truk  milik Tentara Belanda. Dipastikan bahwasenjata-senjata tersebut adalah untuk para gerilyawan.  Suatu kali, atas perintah Kapten De Jong danVan Wieringen,  makanan dan obat-obatandalam jumlah besar dibawa ke Kebayoran dengan menggunakan truk NMM.
Jungschlager dan Manoch pernahbertemu di goa-goa sekitar gunung Salak antara 1950 dan 1951. Saksi terlibatdalam penyerangan kota Bandung bersama KNIL. Setelah serangan gagal, saksibersama komandannya dan beberapa bawahan lainnya berusaha melucuti senjatapolisi. Namun serangan itu gagal. Semuanya penyerang tertangkap.[7]
Keuangan NIGO berasal darisumbangan beberapa pihak. Seperti Kepala Perkebunan Karet Serpong, Seynja. Diapernah serahkan uang sumbangan kepada bekas Inspektur Teerling yang menjadikepala gerombolan. Diantara uang yang diberikan itu, terdapat uang palsu dariNegeri Belanda tetapi double series.
November 1950, Kapten Schmidtdatang ke Serpong. Dimana Manoch kemudian menjadi sopir mobil Schmidt ke Bogor.Manoch mengaku pernah melakukan infiltrasi ke kantor kejaksaan, kejaksaan agungdan instansi pemerintah lainnya. Itu semua atas perintah Schmidt. [8]
Wilayah gerilya NIGO dibagimenjadi 3: Batalyon 178 dibawah pimpinan vanKleef dan Zainal Abidin. Mereka beroperasi di daerah Garut.
Batalyon 781 dibawah pimpinanKolonel Tompson dan Katamsi. Beroperasi di daerah Cirebon.
Batalyon 871 dibawah pimpinanKapten Schmidt, Sungkawa dan Subrata. Daerah operasinya lebih luas dibandingyang lain. Yakni Jakarta, Bandung, Cianjur dan Sukabumi.
Pertengahan Maret 1950,Jungschlager ke Dermaga dengan sedan Pontiac. Dia meminta dan menerima uangdari Motman sebesar Rp 120.000. Uang itu dipecah lagi kemudian, Rp 100.000untuk  para gerombolan untuk beroperasi.Sedang, Rp 20.000 diberikan pada Ki Achmad dari Semarang.  Jungschlager juga menerima 164 senjata api,diantara 12 senapan Thompson. Separuh dari senjata itu lalu diserahkan padKolonel Tompson
 Jungschlager datang bersama Lammers van Buurendan sopirnya Ernst Parre untuk mengambil 8 mortir 2 inci dan 3 peti pistolCanada (MKI). [9]
Manoch, bersama Baden, melihatJungschlager di Dermaga, pada permulaan Juni 1950.[10]  Manoch bertemu Jungschlager lagi di rumahMotman. Jungschlager memimpin pertemuan itu. Dibicarakan bahwa Motman akanmengundurkan diri karena ada urusan keluarga. Diputuskan bawah: staf di Dermagaakan dipindahkan ke Jakarta disamping divisi. Haji Achmad akan diperbantukanpada Anak Agung Gede Made di Sumatra. Diperintahkan agar hanya menyerang TNI diGarut, Bandung dan Jakarta. Jungschlager akan memperlambat jalur pengangkutanke laut atau menghentikannya sam sekali?. Mereka yang tidak ingin membantu lagidiharapkan untuk menyimpan rahasia. Jungschlager memiliki banyak mata-mata.Schmidt akan tetap menjadi komandan Operasi 2/3 Jawa Barat.
November 1950, Motman yang sejaklama merasa gelisah, berangkat ke Australia. Begitu juga dengan Peters danMoorselaar pergi dari dermaga. Maret 1951, Jungschlager menemui Peters yangbaru berangkat ke Australia pada April 1951.[11]  
Lodewyk Jacob Tomasoa, sejakJepang menyerah Tomasoa adalah anggota KNIL di bagian IntelichtingenVeiligheidsdienst sebagai Sergeant dan ikut serta dalam operasi militer. 1948,Tomasoa keluar dari KNIL.
Meski tidak lagi sebagai tentara,tetap saja dia masih berhubungan dengan tentara Belanda seperti Letnan D.C.Prins dari KL. Dia sering bebergian Jakarta Bandung.  Atas perintah Letnan Prins pula, Tomasoamembuat peta Bandung yang berisikan posisi pos TNI di Bandung.  Peta itu, oleh Prins diberikan pada LetnanHinter. Dari Hinter, peta itu lalu diberikan pada Letnan Titalay. Oleh Titalay,Tomasoa pernah akan dipertemukan dengan Westerling, namun dia sendiri menolak.
Atas perantaraan Moorselaar,Tomasoa kemudian mendaat pekerjaan di onderneming Dermaga dengan posisi sebagaikepala teknik. Setelah beberapa bekerja, Tomasoa pun mengerti soal adanya NIGO.Kepala Onderneming, Motman adalah salah satu pimpinan NIGO di Dermaga. Dermagasendiri adalah tempat penyimpanan senjata, amunisi, bahan makanan dan lain-lainnyauntuk gerilyawan NIGO, sebelum didistribusikan seluruhnya pada gerilyawan NIGO.

Catatan;
[1] Dia memulai karirnya di KPM sebagaiStuurman IV.  1926, dia masukdientsplicht di Angkatan Laut Belanda di Surabaya selama sembilan bulan. Enambulan sebagai matros, tiga bulan sebagai adspirant Reserve Officier. Selesaipendidikan itu, dia kembali berdinas di KPM. Tahun 1927, dia diperbantukansebagai MLD sebagai reserve Officier. Dia menjalani latihan sebanyak 3 atau 4kali. Dimana masing-masing latihan bisa memakan waktu 56-58 hari. (R. Soenario,Proses Jungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 16.)
[2] R. Soenario, Proses Jungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 16-17.
[3] R. Soenario, Proses Jungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 16-17.
[4] Motman memberikan kartu nama atas namaMuller pada inspektur Denis untuk mengambil barang-barang keperluan gerombolandari pelabuhan. (R. Soenario, ProsesJungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 18.)
[5] R. Soenario, Proses Jungschlager, Jakarta, Gunung Agung, hlm. 18-19.
[6] R. Soenario, Proses Jungschlager, hlm. 20.
[7] R. Soenario, Proses Jungschlagerhlm. 69.
[8] R. Soenario, Proses Jungschlagerhlm. 69.
[9] R. Soenario, Proses Jungschlagerhlm. 74.
[10] Baden harus ditutup matanya dalampertemuan itu. Baden adalah orang yang bisa dipercaya.
[11] R.Soenario, Proses Jungschlagerhlm. 75.

Tidak ada komentar: