Selasa, Juli 23, 2013

Kaum Opurtunis dalam Arsip

Tak sedikit orangmengecam revolusi. Namun, ada sebagian orang bisa berubah nasibnya karenarevolusi. Mereka mungkin hidup susah di jaman kolonial. 

Revolusi Indonesia yangkeruh tentu membawa berkah. Bagi orang-orang muda yang pintar sebenarnyaberkah, namun tidak bagi sebagian kaum konservatif yang pernah jadi pamongprajaBelanda. Banyak kaum priyayi bekerjaasama dengan Belanda.
Andi Tjallo ArengMallusetasi mungkin contoh priyayi yang berpikir jika Belanda masih kuat danlayak jadi pemerintah di Hindia Belanda yang sudah berubah jadi Indonesia.Bersama beberapa bangsawan dia mendukung Belanda.

"Ia memerintahkanAndi Tjate bersama Polisi Negara (BAPIT) dalam daerah Adjatappareng menangkapidan memejarakan di Pare-pare semua pengurus-pengurus dan anggota-anggota BPRI,PKR, API, Al Anzhar dan lain-lain."[1]

Bangsawan ini kemudianmelarikan diri ke Surabaya setelah APRIS dariJawa menduduki Makassar tahun 1950. Tak hanyaBangsawan, pekerja jawatan pun ada yang dianggap sebagai orang yang pernahmenjadi agen NEFIS dengan memberikan informasi. Tersebutlah seseorang dengannama panggilan S Bone, dia adalah inspektur pertanian di Makassar.S Bone, konon kerap berhubungan dengan Westerling selama Kampanye Pasifikasi(1946-1947).[2]
Dua laporan mengenaituduhan dua orang tadi sebenarnya bisa diragukan juga. Bisa jadi tuduhan ataulaporan itu didasarkan dari orang-orang pada yang bersangkutan.
Tuduhan menjadimata-mata bagi Belanda akan kuat jika dituduhkan pada Suriosentoso, pensiunanMayor KNIL yang diaktifkan kembali oleh Belanda. Pangkat terakhirnya di KNILadalah Kolonel. Semasa pendudukan Jepang, Suriosentoso terlibat dalam gerakanbawah tanah anti Jepang, meski dirinya diawasi penuh oleh Kenpeitai. Bagusnya,Suriosentoso tak seceroboh Amir Syafrudin yang kemudian ditangkap dan hampirdihukum mati oleh Jepang. Suriosentoso pernah bersinggungan dengan gerakanSutan Syahrir, karena ada anak Suriosentoso yang kuliah bersama anggota gerakanbawahtanah Syahir, begitu kata Rudolf Mrazek dalam bukunya tentang Syahrir.
Bukti jelas bagaimanaSuriosentoso bekerja untuk Belanda. Ketika dia diaktifkan kembali sebagai KNILdengan pangkat Letnan Kolonel, dirinya pernah menulis laporan tentangpropaganda Islam oleh Balatentara Jepang di Jawa. Tak bisa disangkal jikaorang-orang Islam memang dirangkul Jepang, meski tak semua dirangkul.Diantaranya ada juga orang macam Zainal Mustofa yang melawan. Organisasi Islamcukup mendapat perhatian dari pemerintah militer di masa pendudukan Jepang.Hingga bisa dianggap mereka anti Belanda yang loyal pada Jepang dan bisamenjadi ancaman. Suriosantoso menulisnya untuk orang penting bernama Charlesorde van der Plas.Posisi Suriosentoso adalah kepala Afdeling Intellegence en Loyaliteit sonderoek.[3]
Memang ketikaKonferensi Meja Bundar di Den Haag, Suriosentoso ikut ke Belanda sebagai pihakBelanda. Dirinya sempat berfoto dengan Julius Tahiya dan Sutan Max Hamid II(wakil BFO). Dua nama itu jelas-jelas bekas perwira KNIL. Max lulusan KMA Bredanamun Julius Tahija awalnya bintara cemerlang namun belakangan menjadi stafJenderal Spoor. Di masa revolusi orang-orang ini nampaknya menjadi orangpenting bagi pejabat sipil maupun militer Belanda macam Hubertus van Mook atauCharles van der Plas.
Mereka-mereka yangdituduh mata-mata atau yang jelas bekerjasama dengan Belanda tadi nampaknyamerasa Republik Indonesiatak bisa diharapkan sebagai tempat berkarir. Karena sebagai negara baru Indonesia lemahdalam banyak hal. Tak ada keuntungan yang bisa diharapkan secara materi. Takada gaji daan fasilitas layak bagi yang bekerja pada Republik. Hingga bagi kaumkonservatif, jika tak ingin memakai istilah kontrarevolusi, lebih nyaman jikabekerja untuk Belanda. Kaum kontrarevolusi biasanya orang-orang tua bekaspegawai kolonial.
Tulisan ini bukan bermaksud menuduh, hanya menyikapi saja. Apapun itu tak bisa diterima tanpa ada penelusuran.
Note:
[1] (Arsip KPM RI Jilid 1 no 940:Surat-surat Mengenai Keterlibatan Raja Areng Mallusetasi dari Pare-pare danpemberontakan Andi Azis di Sulawesi Selatan-3 November 1950)
[2] (Arsip KPM RI Jilid 1 no 1117: Laporanmengenai S Bone Inspektur Pertanian di Makassar yang dianggap sebagai mata-mata18 Agustus 1952).
[3] (Arsip NEFIS no 18: Verslag CCC IAMA-CABAfdeling Intellegence en Loyaliteit sonderzoek: berisi peringatan kepada Ch.Ovan der Plas mengenai propaganda Islam oleh Jepang yang dibuat oleh LetnanKolonel Soeriasentoso 20 Maret 1946).

Tidak ada komentar: