Jumat, Februari 10, 2012

Belajar dari (Pelaku) Sejarah

Mudah membagikannya, tapi butuh waktu lama meresapi dan memiliki karakter positif untuk menjadi Meanusia Indonesia Berkarakter.
Kita selalu dingiangkan soal pendidikan pendidikan karakter. Ada banyak definisi pendidikan karakter, namun intinya pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai dan sikap-sikap positif agar menjadi manusia yang baik dan berkarakter. Pendidikan Karakter memang bukan hal mudah. Butuh proses panjang yang tidak sebentar. Meski bukan hal mudah, bukan berarti proyek mulia ini butuh suntikan dana besar. Hanya butuh renungan dari apa yang sudah ada atau apa yang sudah terjadi. Lalu membagikannya pada siswa. Tampak begitu mudah membagikannya. Yang tersulit dari proses pendidikan karakter dalam pelajajaran sejarah
Beberapa karakter penting yang harus dimiliki oleh orang-orang Indonesia. Dimana karakter-kareakter ini bisa ditemukan oleh tokoh-tokoh terbaik bangsa Indonesia, yang diantaranya adalah pendiri Negara.
Dibutuhkan banyak sikap Positif jika Indonesia ingin terus ada dan maju, apalagi untuk Indonesia yang jaya di masa depan. Dimana semua karakter ini harus ditanamkan sejak dini pada generasi baru Indonesia dalam pendidikan karakter yang melibatkan semua pihak. Pendidikan karakter tentu akan melibatkan banyak pihak. Mulai dari sekolah, pemerintah, media dan juga masyarakat.
Guru di sekolah jelas sekali punya pengaruh besar dalam pendidikan karakter. Seorang guru biasanya punya tokoh favorit, dimana tokoh itu punya banyak karakter positif yang membuat si tokoh dikenal banyak tokoh. Siapapun tokohnya, bisa kita ambil sebagai pelajaran. Bahkan orang semacam Adolf Hitler yang jahat sekali pun. Tentu saja, kita hanya tarik sikap positifnya saja. Terlepas dari kekejamannya pada orang-orang Yahudi, Hitler adalah orang yang pantang menyerah, punya prinsip dan selalu mencari ide-ide jenius. Ini yang membuat Jerman maju di masa Perang Dunia II (1939-1940).
Kita bisa mengambil Para Nabi sebagai manusia mulia yang layak diteladani. Kita tahu manusia mulia seperti nabi jelas punya karakter mulia juga pastinya. Agama-agama ajarkan kemuliaan pada umatnya.
Indonesia juga punya banyak tokoh hebat. Kita semua tahu Sukarno. Pembebas Indonesia dari penjajahan dan bukan hanya pemimpin Indonesia saja sebenarnya, tapi juga pemimpin dunia. Dari buku sejarah, kita bisa lihat Sukarno sebagai orang yang berani, mandiri dan cinta pada kemerdekaan. Itu yang bisa kita petik.
Karena pelaku sejarah juga manusia, maka kita akan temukan sifat negatif dari si tokoh. Itu sangatlah manusiawi. Yang positif jelas bisa kita petik, yang negatif juga bisa dipelajari dan diusahakan agar tidak terulang lagi. Itulah inti dari belajar sejarah. Sangat rugi belajar sejarah di sekolah jika tidak bisa memetik karakter positif dari pelaku-pelaku sejarah.
Ada ribuan buku biografi di perpustakaan. Dimana dengan membacanya kita bisa menarik karakter pelaku sejarah. Jika bosan membaca kita bisa menonton film atau film dokumenter tentang biografi tokoh-tokoh. Metro TV setiap minggunnya punya program acara Biography yang membicarakan tokoh-tokoh peting dunia.
Harus diakui, suka tidak suka bangsa (Indonesia) ini adalah bangsa berkarakter. Semua hanya kembali bagaimana arah bangsa ini saja.

Tidak ada komentar: