Rabu, November 21, 2012

Korpsen Hulftroepen

KNIL dan KL tak sendiri. Ada pasukan bantuan  dari kerajaan-kerajaan pribumi.

Ada beberapa pasukan bantuan bagi KNIL[1] di zaman Hindia Belanda masih berkuasa. Pasukan  bantuan itu antara lain dari Legiun Mangkunegaran[2] di Surakarta; Legiun Paku Alaman di Yogyakarta; Barisan Madura dari pulau Madura; Korps Prayoda di Bali. Pasukam-pasukan itu terlibat dalam beberapa perang di Jawa.

Tangsi Korps Prajoda


Perwira Legiun umumnya berasal dari bangsawan dan priyayi kraton Mangkunegaran Surakarta. Seorang Kapten KNIL dan instruktur KNIL juga diperbantukan disini. Di Bali terdapat korpsPrayodha dengan konsep yang sama dengan Barisan Madura dan Legiun Mangkunegaran. Pasukan-pasukan pribumi itu masih meneruskan sebagian tradisi militer Indonesia asli, walau sedikit terpengaruh oleh tradisi militer barat yang dibawa Belanda. Dalam pasukan itu, jumlah perwira kraton jelas lebih banyak dan kebanyakan masih menjaga tradisi asal dibanding perwira pribumi yang aktif dalam dinas militer KNIL.[3]

Seorang Letnan Barisan Tjakra di jaman kolonial


Barisan Madoera berkedudukan di Bangkalan. Barisan merupakan pasukan militer bagi ketiga Negara di pulau Madura itu. Sesudah ketiga negara tadi dihapuskan tahun 1885, tentara dari tiga negara tadi menjadi tentara kolonial.  dalam barisan terdapat tiga kesatuan (Korps) yakni: Korps Barisan Pamekasan; Korps Barisan Sumenep; dan Korps Barisan Bangkalan. Ketiga korps itu berada dibawah pengawasan Gubernur Jawa timur. Masing-masing korps terdiri dari para infanteris yang dipimpin oleh perwira Madura sendiri.[4]


Orang Madura yang keras cocok dengan profesi militer. Meski begitu, hanya ada 151 orang Madura di KNIL di tahun 1916.[5] Orang-orang Madura itu lebih sering menjadi anggota Barisan Madura ketimbang menjadi anggota reguler KNIL. Dalam sejarahnya, Barisan Madoera pernah ada Seorang sersan anggota Barisan Madura, bernama Joedokoesoemo, yang menjadi anggota SI. Pada 16 Maret 1914 telah dipaksa untuk meletakan jabatan dan pangkat militernya sebagai bintara dalam Barisan Madoera. Namun sersan itu tidak memperdulikan paksaan dari pembesar-pembesar kolonial itu. Sebuah tindakan pada sersan Madura itu telah dipersiapkan oleh petinjggi kolonial pribumi agar sersan Barisan Madoera itu dicopot dari jabatannya sebagai bintara dalam pasukan.[6]

Barisan Bangkalan Berlatih di Alun-Alun Bangkalan

            Sejarah pasukan Barisan Madura makin hilang. Ini lebih dikarenakan Barisan Tjakra Madoera ini terlibat dalam revolusi dalamkubu tentara Belanda KNIL/KL yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Spoor. Sentimen anti Belanda di Indonesia jelas mengharamkan apapaun bebau Belanda dan dekat dengan Belanda kemudian dianggap memalukan. Tidak banyak orang Madura yang tinggal di Madura tahu tentang jejak pasukan-pasukan kraton itu. Makam-makam perwiranya bisa jadi ada di pemakaman raja-raja Madura, baik di Bangkalan atau Sumenep.


[1] KNIL:Koninklijk Nederlandsche Indische Leger (Tentara Kerajaan Hindia Belanda). Berdiri tahun 1830. KNIL terbiasa menghadapi pemberontakan di Indonesia.

[2] Legiun Mangkunegaran sama seperti Barisan Madoera. Pasukan dari kraton Mangkunegara bertempat di Keraton Mangkunegaran, Surakarta. Kekuatan pasukan ini adalah satu setengah Batalyon. Dalam pasukan ini terdapat seksi mitraliur karaben. Kendati dibentuk dilingkungan kraton, Legiun Mangkunegara juga pernah dipimpin oleh Mayor Infanteri KNIL Belanda. Harsya Bachtiar, Siapa Dia Perwira Tinggi TNI AD, Jakarta, Djambatan, 1988, hlm.. 7.

[3] Nugroho Notosusanto, Tentara PETA Pada Zaman Pendudukan   Jepang di  Indonesia, Jakarta, Gramedia, 1979. hlm. 51.

[4] Ibid., hlm. 9

[5] R.P Suyono, Peperangan Kerajaan di Nusantara, jakarta, Grasindo, 2003, hlm. 325-326.

[6] Pewarta Soerabaia, 18 Maret 1914

Tidak ada komentar: