Banyak perubahan bergulir di bulan Mei. Buruh bergerak, pemuda bergerak dan kaum komunis Indonesia juga bergerak di bulan ini.
Jaman penjajahan dulu, kitorang dikata Inlander. Semua pribumi memang dibilang Inlander. Jadi orang jajahan tentu tak enak. Diperas. Dihinakan. Tak jarang disamakan dengan anjing. Tak heran sering ditemui dimasa k olonial tulisan berbunyi: verboden voor honden en inlander (baca: dilarang masuk bagi anjing dan Inlander.
Banyak orang pribumi umumnya terima-terima saja disebut Inlander. Mereka tidak marah. Mereka hanya marah kalau tanah mereka diserobot atau harga dirinya diinjak-injak. Penjajahan identitas tak jadi masalah buat mereka. Mereka tak butuh identitas. Dan, orang-orang penjajah pun senang dengan kebodohan pribumi itu.
20 Mei 1908
Beruntung juga akhirnya bangsa yang disapa Inlander ini. Ada sekumpulan anak muda, mahasiswa School tot Opleiding voor Indisch Artsen atau Sekolah Dokter Jawa yang bikin gebrakan. Mereka bikin Boedi Oetomo yang ingin lebih banyak lagi orang terpelajar. Kalau perlu anak miskin pun disekolahka semampunya agar pandai seperti mereka juga.
Boedi Oetomo yang mau bikin anak bangsa ini cerdas pun tak diteladani oleh Negara yang kitorang kenal dengan nama Republik Indonesia ini. Negara ini lebih diisi orang-orang yang mendukug bisnis pendidikan. Boedi Oetomo pun tinggal masa lalu yang boleh dikenang dan ditangisi. Setuju atau tidak, langkah Boedi Oetomo jelas gebrakan untuk perubahan bagi manusia nusantara yang lebih baik.
Banyak orang sepakat, ini tonggak kebangkitan nasional. Namun, para pelaku rasanya tak pernah peduli akan disebut apa gebrakan yang mereka lakukan. Mereka hanya ingin lakukan yang terbaik. Boedi Oetomo lalu dielu-elukan. Banyak priyayi bergabung dan Boedi Oetomo pun jadi besar. Namun, para pendiri tak lalu tak peduli pada Boedi Oetomo yang mereka dirikan. Mungkin karena dominasi priyayi.
Tak bisa dipungkiri banyak anak muda ikut dirikan Boedi Oetomo. Soetomo sang ketua pertama tetaplah pejuang walau ia tak muda dan jadi mahasiswa lagi. Setelah jadi dokter dia tetap melawan pemerintah kolonial. Dia pemimpin Partai Indonesia Raya (Parindra) sebuah partai besar di jaman kolonial setelah dibekukannnya Partai Nasional Indonesia pimpinan Soekarno.
Para pemuda dalam Boedi Oetomo bergerak di bulan Mei. Entah 20 Mei 1908, tonggak kebangkitan nasional atau bukan, tetap saja bulan Mei adalah bulan penting pembebasan negeri ini.
23 Mei 1920
Ada juga sekumpulan pemuda yang bukan anak sekolahan macam mahasiswa STOVIA. Meski tak makan bacaan, kecuali soal sosialisme dan tulisan kiri lainnya, para pemuda ini tak kalah pintarnya dengan anak sekolah yang belajar di STOVIA atau RHS Betawi.
Ada Semaun yang cuma anak buruh dan sekolahnya tak lebih dari sekolah dasar. Semaun yang pintar jadi makin pintar setelah berguru pada HOS Cokroaminoto soal organisasi dan pergerakan. Lalu belajar pada Henk Snevliet soal sosialisme barat yang radikal. Ada juga yang lebih terpelajar dari Semaun sebenarnya, seperti Alimin dan Darsono.
Orang-orang komunis generasi pertama ini mulai bergerak sejak muda. Di usia yang ke-17an, Semaun sudah jadi ketua SI cabang Semarang. Sudah tentu karena sudah kenal Snevliet, SI ini jadi SI merah. Karena Semaun memang merah. Kemungkinan Semaun jadi ketua lantaran banyak buruh kiri sudi masuk SI. Dimana mereka lebih sepaham dengan Semaun.
Ketika tak lagi di SI, Semaun bersama kawan-kawan kirinya kemudian bersatu dalam sebuah partai komunis di Hindia. Dimana partai itu kitorang kenal sebagai Partai Komunis Indonesia (PKI).
Orang-orang kiri ini tak hanya butuh orang yang sekedar pintar, tapi tak kalah penting adalah mereka butuh orang-orang yang mau bergerak sampai ke akar rumput. Banyak orang kiri ini dekat dengan orang miskin yang jadi buruh dan juga para jagoan atau preman. Alimin, seperti pernah disinggung Robert Cribb, sangat akrab dengan jagoan-jagoan Jakarta. Dalam kenyataannya, diantara para pemberontak yang terlibat dalam pemberontakan PKI 1926/1927 adalah para jagoan juga. Tak heran mereka tampak begitu nekat lawan aparat kolonial yang pakai bedil.
Saya hanya bisa beri dua contoh besar tadi. Bagaimana orang muda bergerak di bulan Mei. Masih banyak contoh lain rasanya. Ada revolusi Mei rasanya dalam sejarah sebuah negeri. Namun, ada contoh besar pergerakan di bulan Mei. Sesuatu yang mendunia sekali. Setiap tanggal 1 Mei, May Day, adalah harinya kaum buruh sedunia yang bergerak demi kesejahteraan bersama.
Suharto yang lebih dari 30 tahun jadi penguasa dalam rezim orde baru pun ditumbangkan di bulan Mei 1998. Ini adalah sala satu dari gerakan pemuda yang cukup penting dalam sejarah Indonesia. para haasiswa dan yag lainnya bergerak di bulan Mei untuk menindak Suharto yang lalim dan memiskinkan Indonesia.
Dan, Mei adalah bulan yang bergerak. Bulan Mei adalah bulan revolusi. Di bulan Mei, kadang kitorang jadi saksi atas sebuah perjuangan besar bagi kemanusiaan di muka bumi ini.
20 Mei 1908 mahasiswa STOVIA ajak orang-orang Indonesia agar tidak lagi jadi Inlander. Dan orang-orang komunis pun menyusulnya pada 23 Mei 1920. Semua adalah untuk kemanusiaan. Agar tiada yang diperas dan dihina. Mari Bergerak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar