Jangan mengaku anak muda kalau tak pernah camping. Jadi belajarlah tentang hidup bersama Alam kebesaranNya, jika merasa DIA ada.
Tidur nyenyak di rumah yang nyaman memang yang terbaik. Namun, hidup di alam terbuka juga sesuatu yang wajib dicoba juga. Ini bukan perkara penyiksaan diri yang asketis. Banyak manusia yang tak menyadari bahwa dalam ketidaknyamanan ditemukan kenyamanan dan kebahagiaan yang barangkali nikmat tiada tara.
Semua percaya alam memberikan segalanya. Manusia hidup (bergantung) dari alam. Alam adalah sumber banyak hal. Alam adalah inspirasi, seperti pujangga-pujangga dulu. Orang beragama percaya Alam adalah kebesaran Illahi yang patut disyukuri.
Menyatu dengan alam adalah perlu. Manusia memang harus bersahabat dengan alam, karena manusia hanyalah penumpang yang dititipi Illahi. Jadi, penting bagi manusia untuk menjaga titipan Illahi tadi.
Kenali Atau Tersiksa
Manusia memang mahluk sosial. Dimana manusia punya konsekuensi yang tak bisa dihindari, yakni berinteraksi dengan manusia lain. Dimana interaksi-interaksi itu belum tentu menyenangkan. Manusia boleh jadi kawan yang belum tentu baik, tapi alam sebenarnya selalu siap menjadi kawan yang baik juga. Asalkan kita bisa bersahabat dengan alam.
Alam bisa memberi banyak manfaat jika kita mau belajar dan bersahabat dengannya. Sebaliknya, alam akan menyiksa manusia jika manusia tak mau belajar dan bersahabat dengannya. Lihat saja banjir yang dikarenakan ulah manusia, jelas karena mereka tidak bia bersahabat dengan alam. Siksaan alam jauh lebih pedih. Keacuhan kita pun bisa jadi alasan alam menyiksa kita.
Jika kita tersesat dalam hutan, adalah kondisi dimana kita dituntut bisa bersahabat dengan alam. Jika kita mengenali alam kita maka kita akan selamat. Sebaliknya jika kita tak mengenali alam hutan itu, kita hanya dirundung ketakutan dan kemalangan. Hingga hutan menjadi siksaan.
Ada banyak cara belajar mengenai Alam. Bukan harus dari buku atau pelajaran biologi di sekolah. Tidak semua orang suka buku atau belajar di kelas dimana menghafal adalah metode terbaik.Turun langsung adalah lebih baik.
Camping di alam terbuka jelas hal menyenangkan bagi mereka yang suka alam terbuka. Meksi hanya berawal dari suka, sebenarnya ketika camping, tanpa sadar kita akan belajar perlahan dan menyenangkan tentang alam. Cinta membuat manusia belajar apasaja tentang yang dicintainya, tanpa menyadari dirinya sedang belajar. Rasa cinta pada alam membuat Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) mana pun belajar banyak hal tentang alam. Tidak heran, karena cintanya pada alam banyak mapala-mapala bertahan lama di kampusnya dengan berbagai alasan yang mereka miliki. Tak ada yang mengalahkan rasa cinta dalam hal ini.
Camping, mengajari banyak hal bagi remaja atau penikmat alam pemula. Di alam, kita akan belajar tentang kemandirian. Manusia dituntut untuk tidak bergantung pada orang lain. Dia harus bisa mengatasi masalah dan tantangannya sendiri, tanpa bantuan orang lain. Ada kalanya, manusia dihadapkan pada kesendirian. Berharap bantuan orang lain adalah salah, yang benar adalah kita menolong diri kita sendiri dalam kesendirian. Jika kita mandiri mampu menjaga diri sendiri maka kita akan bisa menolong orang lain yang membutuhkan. Ini bukan membuat kita menjadi egois, melainkan menjauhkan diri dari sikap manja. Hidup di alam terbuka bukan di hotel mewah pastinya.
Kita juga akan belajar bertanggungjawab pada apapun. Mulai dari diri kita sendiri, pada apapun yang kita bawa dan juga pada Alam. Jika kita camping, kita akan berusaha menjaga keselamatan kita, mulai dari diri kita sendiri dan bersama. Kita juga akan bertanggungjawab pada apapun yang kita bawa. Jika kita meninggalkan atau kehilangan panci atau kompor kita terancam kelaparan. Jika meninggalkan baju hangat kita akan kedinginan. Lapar dan dingin di atas gunung tinggi bisa mengakibatkan kematian. Disinilah tanggungjawab itu perlu. Selain itu, kita harus bertanggungjawab pada alam dengan tidak merusak tanaman-tanaman yang kita lewati dan tidak meninggalkan sampah. Merusak alam berarti merusak masa depan kedamaian manusia juga. Mengotori alam terbuka akan merusak pemandangan alam di masa depan. Dimana kita tak temukan lagi pemandangan indah di masa depan. Itulah mengapa tanggungjawab perlu dan bisa mempelajarinya dari camping.
Camping mengajarkan untuk berbagi juga. Dalam kondisi mapan diatas gunung, para pendaki biasanya mau menolong pendaki lain. Jika seorang pendaki bisa mandiri dan agak berlebih, biasanya pendaki rela berbagi makanan. Apalagi dengan sesame kawan camping. Akan ada waktu berbagi.
Tanpa disadari, camp melahirkan persahabatan juga. Semua orang di dalam camp adalah kawan. Begitu diantara pendaki, semua pendaki sejatinya adalah kawan. Begitulah Alam bisa mendamaikan dan mengeratkan semua manusia yang menikmati Alam.
Untuk pergi ke lokasi camping, diperlukan keterampilan yang agak dianggap sepele seperti membaca peta dan kompas, memasak, membangun camp, mencari lokasi camp dan lainnya. Kita bisa bertanya pada orang-orang yang berpengalaman camping. Kita bisa mempelajarinya pelan-pelan sambil camping tentunya.
Jika kita tahu bagaimana hidup di alam terbuka maka camping menjadi hal menyenangkan. Camping akan membuat seseorang pemuda untuk siap menghadapi banyak masalah di masa depan dengan sigap.
Bercermin pada Gie
Pemuda turunan Tionghoa ini bukan raja camping. Dia semacam resi (orang bijak) dalam hal camping di gunung. Menikmati alam adalah hal yang sering dia lakukan. Bersama teman dan kadang dengan pacarnya, jika ada. Gie, nama lengkapnya Soe Hok Gie, bukan penjelajah macam Sir Edmond Hillary. Gie suka naik gunung. Dia naik bersama kawan-kawannya.
Naik Gunung adalah salah satu contoh bersahabat dengan alam juga. Naik gunung membuat seseorang bisa mandiri, bertanggungjawab dan berjiwa sosial juga. Jangan heran jika beberapa komunitas menjadikan gunung sebagai tempat perploncoan. Dimana anggota komunitas baru belajar dan diajarkan bagaimana menghadapi hidup yang sebenarnya. Dan biasanya, para calon anggota itu akan dilantik sebagai anggota di puncak gunung.
Selain tempat belajar, bagi Gie camping dan gunung adalah untuk mereka yang ingin damai. Bukan lari dari kenyataan. Tapi bagaimana mencari kekuatan dari alam yang Tuhan limpahkan di segala penjuru alam. Bersahabat dengan alam akan memberikan kekuatan pada kita. Gunung atau alam terbuka membuat Gie merasa nyaman dan bisa berisitirahat dari ketidaknyamanan Indonesia dimasa orde baru.
Seperti pemuda lain, Gie juga bisa berhura-hura seperti kawan-kawannya. Seperti pesta. Nikmati alam adalah sebuah kecintaan tersendiri. Dan cinta itu, bagi yang mau percaya katanya, akan bisa ditemukan ketika menikmati alam. Gie menemukannya.
Alam memberi banyak hal pada kita. Kita bisa memperoleh pengetahuan seperti membaca buku. Alam mampu membuat sekumpulan manusia bahagia layaknya sebuah pesta tanpa akhir. Dan manusia akan menemukan suasana menyenangkan di alam terbuka layaknya orang jatuh cinta. Ya, alam itu ibarat buku, pesta dan cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar