"Sejarah akan bicara dari mulut anak-anaknya. Sejarah ada karena manusia ada. Hingga akhir dunia sejarah akan tetap ada."
Selasa, September 08, 2009
Mahkamah Buku Untuk Kasdi
Aku bisa terus hidup karena buku. Aku tidak dibilang bodoh juga karena buku. Rupanya tidak hanya terjadi padaku. Orang lain juga rasakan hal yang sama.Ternyata buku milik peradaban manusia. Dan manusia beradab selalu hargai buku. Mantan Presiden juga menghormati buku, dengan membangun perpustakaan.
Di Indonesia, buku kadang menjadi sampah tak berharga. Bukan masalah jika yang perlakukan buku seperti sampah itu orang-orang awam. Ternyata, ada seorang yang harusnya menghargai buku malah membakar buku, seolah buku itu punya dosa padanya. Seminggu belakangan ini, ada kisah seorang Profesor membakar buku. Gila. Kawan-kawan yang sangat mencintai buku lalu mengganti gelar Prof (Profesor) nya menjadi Prov (Provokator).
Ampun deh. Kayaknya, dalam sejarah Indonesia baru dia yang bakar buku. Memalukan sekali? sangat tidak layak sekali.
Bukan rahasia umum, jika Kasdi alias Profesor Aminudin Kasdi yang guru besar Universitas Negeri Surabaya itu, anti komunis. Tidak ada yang salah dengan ideologinya! Dia cukup keras menulis sikap antinya terhadap komunis. Selama dia menulisnya itu tidak masalah, tapi bukan membakarnya.
Kasdi rupanya sangat kesal dengan sebuah buku tentang Sumarsono dan Revolusi Agustus-nya. Kasdi begitu membenci Sumarsono yang punya jasa terhadap Republik, walau Sumarsono tidak mengakui Proklamasi 17 Agustus. Rasanya itu hak Sumarsono, toch dia juga punya jasa besar dalam pertempuran 10 November 1945.
Katanya, dalam sebuah wawancara, Kasdi tidak puas dengan Buku Sumarsono. Harusnya! Jika Kasdi, yang katanya sejarwan yang banyak nulis buku, tidak puas dengan Buku-nya Sumarsono, ya Kasdi harus nulis buku juga. Tulisan dilawan dengan tulisan. Bukan tulisan dilawan dengan pembakaran.
Bagaimanapun pembakaran buku adalah vandalisme! Jadi harus ada sangsi kepada pelaku. Jika tidak buku menjadi makin tidak dihargai.Jadi, penting sekali untuk diadakan Mahkamah Buku untuk Kasdi! Letkol Untung saja diadili di Mahkamah Militer Luar Bi(n)asa, mengapa Kasdi tidak diadili oleh pecinta Buku sejagat? Kasdi harus mendapat hukuman setimpal!
Mahkamah Buku harus lahir dan bertindak untuk mengadili Kasdi! Agar tidak lahir Kasdi-Kasdi lain di masa depan yang hanya merusak peradaban manusia,
(NB: Tulisan ini adalah reaksi atas vandalisme yang dilakukan Profesor Aminudin Kasdi yang membakar buku Sumarsono. Semoga tidak peristiwa memalukan ini di masa depan. Peristiwa ini bukti bahwa Indonesia sebagai bangsa belum bisa menghargai buku!)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Shame on you Prof. Aminudin Kasdi!
Bravo Sdra. Petrik atas komentarmu!Perlu dicaci-maki kelakuan seorang profesor, yang tidak layak disebut profesor. Dalam tindakannya membakar buku, Sang profesor menyamakan diri dengan propagandis-propagandis dari Jerman-Nazi tempo dulu - kaum penjahat intelektuil yg memalukan bangsa Jerman sampai hari ini.
A.K.S.
Posting Komentar