Jumat, Februari 21, 2014

Menantu Idaman: Tetap Kopral dan Sersan Mayor

Dulu Kopral dan Sersan Mayor pun bisa jadi calon menantu idaman. Sekarang masih tetap, hanya saja kopralnya: kopral taruna dan sersan mayornya juga: sersan mayor taruna, biar si mertua punya peluang jadi mertuanya si Jenderal.

Kopral Jono dalam film laskar Pemimpi
Kopral Jono dalam film laskar Pemimpi
Anhar Gonggong, sejarawan gondrong keren inspiratory saya itu, pernah bercerita ada tiga pangkat idaman mertua di tahun 1950an. Anhar memang besar dalam decade 1950an. Kakaknya adalah mayor di tahun 1950an. Paling dihormati di sekitar Pinrang, Sulawesi Selatan, namanya Andi Selle. Namun, pangkat yang dimaksud Anhar tak setinggi pangkat abangnya di TNI.
Karena saya pendengar yang buruk, saya hanya ingat dua pangkat saja: Kopral dan Sersan Mayor. Serdadu dengan dua pangkat itu, sudah cukup menjadi idaman bagi para wanita dan calon mertua di kampong-kampung sekitar Pinrang, waktu tahun 1950an. Dengar dua nama pangkat tadi, kita akan teringat Ismail Marzuki. Ada lagu Kopral Jono:

Oh... Kopral Jono, gadis mana yang tak kenal akan dikau
Oh... Kopral Jono, gadis mana yang tak rindu akan dikau
Gayamu yang perkasa mirip banget panglima Ramah tamah-mu membikin gila hati wanita
O o o ... Kopral Jono Kopral Jono, Kopral Jono, Kopral Jono
Oh... Kopral Jono, dikau buah tutur gadis nan remaja
Oh... Kopral Jono, dikau sensasi gadis gunung dan kota
Aksimu bung very good seperti mas Robin Hood
Dengan jambulmu semua gadis bertekuk lutut
O o o ... Kopral Jono Kopral Jono, Kopral Jono, Kopral Jono
Oh... Kopral Jono, dikau rebutan para gadis juwita
Oh... Kopral Jono potret-mu menghiasi dinding mereka
Memang hebat lagakmu seperti mas Danny Kaye
Bikin dunia wanita semua kacau berabe
O o o ... Kopral Jono Kopral Jono, Kopral Jono, Kopral Jono
Kopral adalah pangkat setelah prajurit kepala di masa sekarang. Dan dahulu, sebelum ada prajurit kepala, pangkat untuk prajurit bawahan hanya Prajurit Dua dan Prajurit Satu. Orang jaman dulu mungkin tak muluk-muluk maunya. Bahkan pangkat kopral pun tak jadi masalah. Ismail Marzuki punya lagu lain selain Kopral Jono, ada Sersan Mayorku:


Kalau ibuku cari menantu
Pilihlah dia sersan mayorku
Pria idaman, hasratnya hatiku
Juru terbang angkatan udara negaraku

Alangkah gagahnya, miring topinya
Aku namakan dia juru terbangku si gatot kaca
Alangkah manisnya, sopan santunnya
Aku namakan dia burung garuda yang istimewa

Sersan Mayor Juru Terbang Maemun Saleh dari Aceh
Sersan Mayor Juru Terbang Maemun Saleh dari Aceh

Di Indonesia masa kini, Sersan Mayor adalah pangkat sesudah Sersan Kepala. Jaman dulu, Sersan Mayor tampaknya sudah cukup keren. Bahkan seorang penerbang pun, pada jaman colonial pangkatnya hanya Sersan dan Sersan Mayor saja. Lama kelamaan, pangkat penerbang setidaknya Letnan. Tak ada lagi Sersan Mayor “juru terbang Angkatan Udara Negaraku.” Sersan Mayor biasanya bagian teknik atau penjaga pangkalan saja. Waktu itu, serdadu adalah profesi idaman baru bagi orang-orang Bugis atau Makassar. Sebelumnya, serdadu bukan profesi terhormat di nusantara. Hanya orang sebagian Jawa, Ambon dan Menado terbiasa dengan profesi serdadu. Hanya di Ambon dan Menado yang jadi kebanggaan. Karena politik diskriminasi colonial mengistimewakan orang Ambon dan Manado. Dan, orang-orang Jawa yang jadi serdadu lebih karena mereka tak punya sawah subur, seperti orang-orang Bagelen.

iklan perekrutan serdadu KNIL. Hal yang dihindari orang Indonesia
iklan perekrutan serdadu KNIL. Hal yang dihindari orang Indonesia

Saya pernah baca bukunya Haji Daeng Mangemba, Takutlah Pada Orang-orang Jujur, katanya, Tungguruk Soldadu pantangan besar bagi orang Bugis jadi serdadu (Belanda). Diantara puluhan ribu serdadu KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger: Tentara Hindia Belanda), hanya sekitar 300-400 orang Bugis Makassar yang jadi serdadu.  Konon, serdadu dari Bugis Makassar dikurangi karena mereka mudah mengamuk, walau mereka dianggap berani. Kemungkinan besar serdadu KNIL Bugis Makassar itu orang-orang terbuang di daerah asalnya, karena bagaimanapun ada rasa tak suka dari orang Makassar, mungkin juga Bugis, pada Belanda yang mengalahkan Sultan Hasanuddin dan belakangan orang-orang Bugis keturunan keluarga Arung Palaka pun melawan. Meski sebelumnya, Arung Palaka, untuk sementara waktu, pernah menjadi bagian dalam militer VOC, sebelum akhirnya jadi penguasa yang dihormati di Sulawesi Selatan.

patroli KNIL
Patroli bersepeda KNIL tempo doeloe

Sejarah masa-lalu boleh bilang serdadu bukan profesi terhormat bagi orang Indonesia asli, termasuk Bugis dan Makassar, namun revolusi menentukan sejarah masa depan. Revolusi, mungkin juga masa pendudukan Jepang atas Indonesia yang terjadi sebelumnya, memberikan pandangan baru bagi orang Indonesia. Di tengah kacau dan sulitnya kehidupan, terlihat betapa gagah dan ditakutinya orang yang menyandang bedil. Musuh orang-orang kecil Sulawesi Selatan di jaman revolusi: tentara Belanda, entah KNIL atau serdadu bule yang disebut KL. Mereka bersenjata. Orang-orang tentu masih ingat bagaimana Westerling dan pasukan elitnya, Depot Speciale Troepen, dengan kejamnya membantai ribuan orang (maaf saya tidak tahu angka pastinya) di penjuru Sulawesi selatan. Orang teraniaya jelas butuh pahlawan. Untungnya, banyak pemuda Sulawesi bertempur melawan serdadu-serdadu Belanda yang berbedil bagus. Pemuda-pemuda itulah yang jadi pahlawannya. Bisa dibayangkan bedil pemuda Sulawesi selatan, yang boleh kita sebut gerilyawan atau pejuang itu, sangat tidak memadai. Mungkin banyak diantara mereka yang sekedar bawa golok atau badik saja. Tak masalah, yang penting bergerilya.

serdadu tetap impian
serdadu tetap impian

Belakangan, bekas gerilyawan cum pejuang itu pun sebagian ditarik jadi serdadu TNI. Sebagian lagi, walau ingin sekali jadi serdadu TNI, mereka harus tersingkir. Maklum diantara bekas pejuang itu butahuruf. Tak heran jika kemudian bekas pejuang itu berontak pada pemerintah, karena tak diterima masuk tentara. Dimana Kahar Muzakkar jadi pimpinannya.Jadi Kahar semula melawan bukan untuk bikin Negara Islam, sejak kawal Kahar cinta Republik Indonesia sejatinya. Kalau orang kecewa kan lama-lama rasa cinta itu bisa jadi benci.
Serdadu bekas gerilyawan itu diantara ada yang jadi kopral dan Sersan Mayor, walau bukan Sersan Mayor juru terbang karena Angkatan UDara belum mapan di Sulawesi Selatan. Sersan Mayor juru tembak saja sudah bagus. Bisa jadi, yang punya pangkat di bawah Kopral pun sudah ada calon mertua yang mau tamping, walau gaji serdadu Indonesia sedari jaman itu sangat kecil.

sersan mayor idaman gaya baru
Sersan Mayor Taruna menantu idaman gaya baru

Nah, serdadu tetap kerjaan idaman pemuda Indonesia, apalagi yang doyan tawuran. Jadi Prajurit Dua tak apa, yang penting serdadu. Syukur kalau bisa lebih seperti kopral dan sersan mayor. Sampai 20 tahun kedepan, jadi serdadu masih tetap harapan pemuda Indonesia, kecuali petani di pegawai-negerikan besar-besaran dengan gaji setara buruh pertambangan. Rasanya khayal sekali…Yang berubah hanyalah, jiwa matematika calon mertua. Dulu kalau kopral dan Sersan Mayor idaman mereka, namun setelah berhitung dengan melihat besar gaji dan pengaruhnya di masyarakat, maka mereka merevisi sedikit apa yang jadi idaman mereka itu. Begini: kopral idaman mereka adalah kopral taruna dan sersan mayor idaman yang dimaksud adalah Sersan Mayor Taruna. Terserah, mau taruna Akmil Magelang, AAL Surabaya , AAU Yogyakarta atau Akpol Semarang boleh. Yang penting kopral taruna dan sersan mayor taruna. Harapan jangka pendeknya, biar punya mantu perwira dan harapan jangka panjangnya (kalau bisa) biar punya mantu Jenderal.

Tidak ada komentar: